Hari Ini, Shanghai Mulai Longgar

Hari Ini, Shanghai Mulai Longgar

POLISI BERBAJU KUNING menjaga Jalan Wulumuqi (bahasa Mandarin untuk Urumqi), Shanghai, 29 November 2022. Ketika itu, baru saja terjadi demo menentang lockdown di banyak kota.-Foto: HECTOR RETAMAL-AFP-

SHANGHAI, HARIAN DISWAY - Pengumuman di SHANGHAI, Tiongkok, ini terasa melegakan. Mulai Senin, 6 Desember 2022, sejumlah persyaratan untuk tes swab sudah dihapus. Makin longgar.

Dan beberapa kota telah memang mulai menghilangkan aturan-aturan Covid-19 yang sangat ketat. Pemicunya adalah aksi protes di Tiongkok. Ini hal yang langka. Demonstrasi di Tiongkok begitu jarang terjadi.

Sehingga, penduduk Shanghai tidak lagi perlu menunjukkan hasil tes negatif untuk mengakses tempat umum. Misalnya, taman dan tempat wisata. Hal tersebut diumumkan oleh otoritas Shanghai melalui unggahan WeChat, Minggu, 4 Desember 2022.

Kota berpenduduk lebih dari 23 juta itu sudah ditutup selama berbulan-bulan tahun ini. Aktivitas ekonomi pun terganggu.

Shanghai mengikuti beberapa kota termasuk Beijing, Tianjin, Shenzhen, dan Chengdu, yang semuanya membatalkan persyaratan hasil tes untuk mengakses untuk transportasi umum pada Sabtu, 3 Desember 2022.

Otoritas lokal Beijing juga membatalkan aturan menunjukkan nama asli saat warga membeli obat flu dan demam.


SUASANA SANTAI terasa di distrik Jing’an, Shanghai, Sabtu, 3 Desember 2022. Beberapa warga berjalan-jalan tanpa masker.-Foto: HECTOR RETAMAL-AFP-

Otoritas kesehatan Tiongkok bulan lalu merilis daftar tindakan yang dirancang untuk "mengoptimalkan" nol-Covid dan meminimalkan dampak sosial-ekonomi. Tetapi, pelaksanaan di setiap kota sangat variatif. 

Kota Jinzhou pada Kamis, 2 Desember 2022, berjanji untuk terus melalakukan lockdown. Mereka merasa malu jika tidak bisa mencapai nol-Covid. Tetapi, kebijakan itu langsung batal keesokan harinya. Aksi protes meluas.

Pejabat di Jinan, Minggu, mengatakan bahwa warga masih perlu memindai kode kesehatan dan menunjukkan hasil tes negatif ketika menggunakan toilet umum.

Protes memang meletus selama seminggu terakhir di kompleks perumahan di kota-kota besar. Misalnya, Beijing, Shanghai, Wuhan, dan Guangzhou. Masyarakat menilai kebijakan pemerintah sangat berlebihan. (Doan Widhiandono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: