Mencurigakan, Transaksi Rp 300 Triliun
-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Semua mengerucut, tanggung jawab Menteri Keuangan Sri Mulyani. Belum lagi, laporan Bursok Anthony Marlon, pegawai Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara, yang mendadak menjadi buah bibir, yang mendesak Sri Mulyani mundur dari jabatan menteri.
Sebab, menurut Bursok, dirinya sudah melaporkan adanya penyimpangan (tepatnya pencurian) keuangan negara sejak 2019, tetapi tidak ditanggapi Sri Mulyani. Bahkan, Bursok mengaku sudah menolak suap Rp 25 miliar dari pencurinya. Ditolak mentah-mentah.
Cuma, yang meragukan, LHKPN Bursok 2021 harta Rp 860 juta. Utangnya Rp 1,8 miliar. Minus hampir Rp 1 miliar. Unik. Walaupun, ia mengatakan: Tidak takut dipecat dari jabatannya. Gambling. Demi menyelamatkan uang negara.
Bisa dibayangkan, betapa pusing Sri Mulyani. Ratusan juta mata rakyat Indonesia tertuju pada Sri Mulyani. Berharap ada penyelesaian cepat.
Sri Mulyani tokoh hebat internasional. Dia menteri keuangan terbaik Asia tahun 2006 versi Emerging Markets, 18 September 2006, dinyatakan di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Dia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008.
Sri Mulyani adalah direktur pelaksana World Bank, 5 Mei 2010 sampai 27 Juli 2016, saat dia diminta pulang oleh Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi menteri keuangan. Dia tinggalkan jabatan tinggi di World Bank.
Sangat jarang wanita Indonesia sehebat Sri Mulyani. Kini, berawal dari cinta monyet Mario-Agnes, dia terima laporan dugaan penyimpangan uang negara akibat perilaku bawahan, secara bertubi-tubi. Yang, petinggi KPK Pahala Nainggolan pun mengakui perakaranya rumit. Suatu tantangan berat buat Sri Mulyani.
Semua laporan itu terkait satu: Pencucian uang. Kalau uang dicuci, hanya ada empat penyebab: 1) Korupsi. 2) Hasil narkoba. 3) Dana teroris. 4) Hasil human trafficking. Sedangkan, di kasus ini: Dugaan korupsi.
Dikutip dari situs International Monetary Fund bertajuk Anti-Money Laundering/Combating the Financing of Terrorism - Topics, disebutkan perincian pencucian uang. Begini ringkasnya.
Tindak pidana seperti perdagangan narkoba, penyelundupan, perdagangan manusia, korupsi, cenderung menghasilkan keuntungan yang besar bagi pelaku individu atau kelompok. Mereka penjahat keuangan.
Namun, jika penjahatnya menggunakan dana dari sumber-sumber terlarang tersebut, mereka menarik perhatian pihak berwenang. Gampang ditangkap polisi.
Maka, para penjahat itu bersilat uang, melancarkan jurus-jurus keuangan, untuk mengelabui aparat hukum. Supaya mereka bebas menggunakan uang hasil kejahatan itu. Seolah-olah, itu uang yang didapat secara legal. Bukan hasil kejahatan.
Banyak jurus silat untuk mengelabui aparat hukum. Bervariasi. Bisa kombinasi. Memanfaatkan celah hukum. Intinya, rumit dilacak. Sehingga penjahatnya bebas merdeka.
Kini pertanyaannya satu: Apakah kehebohan transaksi Rafael dan transaksi Rp 300 triliun itu bisa diungkap?
Seumpama bisa, hebat luar biasa. Seandainya tidak, tetap luar biasa, asal dijabarkan terbuka deskripsi persoalannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: