Geliat Bangun Kota Reog: Orkestra Alam Telaga Ngebel (8)

Geliat Bangun Kota Reog: Orkestra Alam Telaga Ngebel (8)

Eksotisme Telaga Ngebel dipotret dari drone. Kawasan wisata itu jadi atensi Pemkab Ponorogo setelah Monumen Reog di Sampung.-Boy Slamet/Harian Disway-

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa Ngebel mencapai Rp 2 miliar dari sektor wisata. Sugiri yakin, dengan sentuhan tambahan itu, PAD bisa meningkat hingga lima kali lipat.

Perjalanan menuju Ngebel relatif lancar. Aspal menuju ke sana sudah mulus. Tidak seperti beberapa tahun lalu. Setelah 30 menit, jalan mulai menanjak. Pohon jati dan durian ada di kanan kiri jalan.


Wahana speed boat di Telaga Ngebel.-Boy Slamet/Harian Disway-

Kawasan Ngebel memang terkenal dengan Kampoeng Wisata Durian. ada berbagai jenis durian bisa ditemui dan dinikmati. Mulai jenis merica, montong, pisang, kunir, hingga bajul. Ada juga durian kanjeng yang berstatus varietas unggulan nasional 2012.

Setelah 47 menit perjalanan, tim penulis akhirnya sampai di tepi telaga. Andai saja tidak bulan puasa, Telaga Ngebel bakal sangat ramai. Kantong parkirnya penuh dengan sepeda motor dan mobil dari luar kota.

Mumpung sepi, kami bisa mengelilingi telaga dengan santai. Pohon Acacia planifrons raksasa tumbuh menjulang bak payung yang melindungi wisatawan di tepi danau. Kata pedagang di tepi danau, usianya sudah ratusan tahun. Orang yang berdiri di bawahnya jadi seperti kurcaci karena kemegahan akasia itu.

Jalur yang mengelilingi danau dibuat satu arah. Sekali putaran 20 menit.  Kalau sedang musim durian, ada banyak pedagang di berbagai sisi danau. Kami datang di waktu yang kurang tepat. Hanya ada dua penjual durian yang masih buka.

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Reuni Akbar Seniman Tagih Janji Kemendikbud (5)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Pemuda Gembong Bawono (6)

Di salah satu sisi telaga terlihat instalasi air mancur menari. Sayang, kata warga air mancurnya tidak dinyalakan hari itu. Kalau mau melihatnya, kami diminta datang di akhir pekan.

Telaga Ngebel yang indah itu terbentuk dari letusan Gunung Wilis yang kemudian membentuk sebuah cekungan. Air berkumpul dari resapan hutan di sekelilingnya.


Patung Naga Baruklinting di tepian Telaga Ngebel.-Boy Slamet/Harian Disway-

Namun ada juga cerita legenda yang menyebar ke masyarakat sekitar. Telaga itu bermula dari kisah sepasang suami-istri yang memiliki anak berupa ular naga. Pasangan tersebut lalu meninggalkan desa dan tinggal di atas gunung sambil memohon doa agar anaknya kembali berwujud manusia. 

Doa baru dikabulkan apabila naga tersebut melingkarkan tubuhnya di gunung dan bertapa selama 300 tahun. Syarat lain yang harus mereka penuhi adalah memotong lidah sang anak. 

Menjelang hari terakhir pertapaan, masyarakat sekitar menggelar kenduri. Mereka berburu ke hutan hingga sore, namun buruan tidak ditemukan. Saat melihat naga yang bertapa itu, warga mengambil dagingnya dan dibawa ke desa untuk pesta besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: