Tegaskan Gelombang Panas Tidak Melanda Indonesia, Ini Pejelasan Kepala BMKG
Petugas mengukur suhu harian maksimum di Stasiun BMKG Ciputat -Foto: BMKG-
Selain itu, gelombang panas umumnya melanda wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental (benua) atau sub-kontinental. “Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator, dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas,” kata Dwikorita.
BACA JUGA:Jokowi Minta Pemudik Tunda Balik
Suhu panas di Indonesia bukan Gelombang Panas
Suhu harian maksimum Indonesia dalam beberapa hari terakhir-web.meteo.bmkg.go.id-
Dwikorita menegaskan bahwa suhu di Indonesia tidak termasuk gelombang panas. Pantauan BMKG, suhu maksimum harian di beberapa daerah sudah mulai turun.
“Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan dua penjelasan diatas secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas,” paparnya.
Secara karakteristik fenomena, kata Dwikorita, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. “Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” papar mantan Rektor UGM Yogyakarta ini.
BACA JUGA:Pemerintah Mulai Evakuasi WNI Dari Sudan
Pengamatan BMKG menunjukkan lonjakan suhu maksimum di wilayah Indonesia mencapai 37,2 derajat celcisu melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu. Inipun hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023.
Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36 derajat celcius di beberapa lokasi. Dwikorita menambahkan, variasi suhu maksimum 34 hingga 36 derajat celcisu untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. “Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November,” pungkasnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: