Geliat Bangun Kota Reog: Cegah Bumi Ponorogo Tenggelam (18)

Geliat Bangun Kota Reog: Cegah Bumi Ponorogo Tenggelam (18)

Pemandangan persawahan di Kecamatan Pulung Ponorogo dipotret dari udara. -Boy Slamet/Harian Disway-

Anda sudah tahu: makin banyak sawah, makin banyak hutan yang ditebang. Tanah longsor, pergeseran tanah sudah jadi konsekuensi penduduk yang tinggal di kawasan pegunungan kota reog.

Yang paling mengerikan adalah bencana longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, 2017 silam. Sebanyak 36 rumah rata dengan tanah. 28 warga terkubur hidup-hidup dan hanya lima jenazah ditemukan.


Sisa longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung pada 2017 masih terlihat hingga 1 Mei 2023.-Boy Slamet/Harian Disway-

Masalah besar lainnya yang dihadapi Ponorogo adalah penurunan muka tanah.  Sawah adalah tanaman yang butuh banyak air. Tak semua wilayah persawahan Ponorogo dialiri sistem irigasi yang mumpuni. Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, tak lewat sana.

Ada banyak sawah yang menggantungkan sumur bor. Terutama yang di dataran rendah. Makin disedot, tanah Ponorogo makin turun. “Kita ini utang ke alam. Airnya disedot terus tapi tidak dikembalikan,” ujar Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat ditemui di Pendapa Agung, Kamis, 6 April 2023. 

Isu penurunan tanah biasanya menghantui kawasan pantura Jawa. Jakarta, Pekalongan, Semarang hingga Surabaya terancam tenggelam karena wilayahnya turun hingga lebih rendah dari air laut. Jakarta menghadapi penurunan tanah 11 sentimeter per tahun. Sedangkan Pekalongan mencapai 14,5 sentimeter.

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Program Sate Kopok Lahirkan UMKM (13)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Memulangkan HOS Cokroaminoto (12)

“Ponorogo itu 30 sentimeter, lho,” kata Sugiri. Apa Kang Giri tidak salah omong? “Enggak. Ya, memang 30 sentimeter,” tegasnya. Salah satu kejadian yang menggemparkan Ponorogo adalah penurunan tanah di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo di akhir Maret 2023. 

Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat penurunan di beberapa titik mencapai 5 centimeter setiap 2 jam.

Penurunan juga terjadi di pusat kota. Sebab, sawah masih banyak tersisa di sana. Perlahan-lahan muncul daerah langganan banjir. “Banjir di mana-mana. Ini PR kita bersama,” jelasnya.


Panen Padi di Desa Banaran Ponorogo. Marion mengajak istri dan anaknya, Senin, 1 Mei 2023.-Boy Slamet/Harian Disway-

Di satu sisi, Sugiri membantu petani untuk membangun sumur bor. Biar sawah tetap teraliri. Di sisi lain, ada “utang” yang harus dikembalikan.

Sumur resapan menjadi salah satu solusi yang disiapkan. Sugiri memberi anggaran RT Rp 10 juta per tahun. Sebagian dari uang itu harus digunakan untuk membuat sumur resapan. Biar bumi reog tak tenggelam. (Salman Muhiddin)

Penguatan Sektor Pertanian, baca besok… (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: