Catatan Magangku, Tiga Bulan Jadi Sosmed Specialist Harian Disway

Catatan Magangku, Tiga Bulan Jadi Sosmed Specialist Harian Disway

Tim Medsos Specialist foto bareng usai syuting Pemuda Berkain untuk Youtube Harian Disway.-Athena Apik/Harian Disway-

Akhirnya saya tahu bagaimana rasanya dunia kerja. Lewat magang di media Abah Dahlan Iskan: Harian Disway, kami peserta magang dari S1 Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) mendapat banyak ilmu dan pengalaman. Mulai dari mengelola media sosial, merasakan tekanan deadline, hingga bertemu dengan banyak sekali narasumber.

 

Banyak yang mengira, magang hanya menjadi kewajiban untuk persiapan lulusan S1. Rupanya, kegiatan itu bisa sangat seru dan menantang. Gambaran jujur tentang dunia kerja bisa kami rasakan secara langsung. Karena itulah Untag menjadikan magang sebagai mata kuliah wajib untuk menjalankan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). 

 

Melalui Disway Internship Program (DIP) batch III,  saya, Athena Apik, mahasiswa semester 6 di Untag Surabaya diterima masuk ke bidang Social Media Specialist

 

Ada beberapa divisi yang bisa kami ambil. Antara lain, reporter, fotografer, dan sosmed specialist itu. Saya pilih yang ketiga karena paling cocok dengan minat saya di bidang industri media. Pas juga dengan penjurusan saya di perkuliahan yang mempelajari new media yang bergerak di bidang online.

 


Tampilan Instagram Harian Disway yang dikelola medsos specialist dan peserta magang.-Layar Tangkap Instagram Harian Disway-

 

Setelah, melalui beberapa tahapan dari ratusan pendaftar saya akhirnya terpilih berkesempatan mendapat pengalaman itu. Di DIP batch III, kami ikut merintis Youtube Harian Disway yang baru dibikin. Disway sebenarnya sudah punya akun Energi Disway yang berisi Podcast Abah Dahlan Iskan. Nah, yang kami rintis itu, dikhususkan untuk menyokong konten redaksi. Inilah salah satu bentuk konvergensi media di Harian Disway.

 

Selain memeliliki e-paper, media yang berusia 3 tahun itu juga aktif di Instagram, Twitter, TikTok dan Youtube. Dalam kegiatan magang selama tiga bulan itu, kami merasa beruntung dapat pembimbing yang memberikan support penuh ke mahasiswa dan mahasiswinya: Pak Kun Muhammad Adi, S.I.Kom., M.I.Kom, selaku dosen Untag.

 

Social Media Specialist di Harian Disway secara umum bertugas dan bertanggung jawab atas konten yang diunggah di platform media sosial milik Harian Disway. Instagram dan Tiktok sudah dijalankan Harian Disway sejak beberapa tahun yang lalu, dari dua platform tersebut Harian Disway berhasil mendapat jutaan views dan tak  jarang konten yang dibuat menjadi trending.

 

Tidak ingin cepat puas, Harian Disway terus melebarkan sayapnya dengan membuka platform media sosial lain yaitu Youtube. Menjadi tim pertama yang awali perencanaan konten Youtube tidaklah mudah, terutama sebagai sosmed specialist.


Proses syuting untuk konten media Harian Disway.-Athena Apik/Harian Disway-

 

Banyak trial & error yang dilalui dalam tahapannya. Sebelum mulai memproduksi, saya ditugaskan untuk membuat beberapa ide konsep konten yang nantinya akan didiskusikan bersama penanggung jawab sub-divisi. Gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi. Sampai ketemu konsep yang pas. Dari sinilah banyak ilmu yang kami dapatkan.

 

Hingga akhirnya diputuskan saat ini Youtube Harian Disway memiliki 2 segmen yang dikelola Tim Youtube. Ada Segmen Perspektif Insider, konten yang bertujuan untuk mengulik sudut pandang orang lain tentang suatu topik, tayang tiap Kamis jam 16.00, salah satu konten yang sudah ditayangkan adalah Perspektif Insider 04: Umar Syaroni yang membahas mengenai sudut pandang Umar Syaroni sebagai seorang penyandang disabilitas tetapi ia berhasil mendapat beasiswa LPDP di Australia. 

 

Kemudian, ada Segmen Kultur yang bertujuan untuk mengenalkan komunitas-komunitas ke khalayak lebih luas, tayang tiap hari Sabtu jam 17.00. Dalam produksi konten tentu saja Social Media Specialist tidak bekerja sendirian, melainkan juga bekerja sama dengan videographer dan graphic designer dalam satu tim. 

 

Salah satu konten yang sudah ditayangkan adalah Kultur: Pemuda Berkain,  pada konten ini kita membahas banyak mengenai seputar kain dan komunitas Pemuda Berkain.

 

 

Mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam membuat sebuah konten terbagi menjadi 3 tahapan. Pertama, Pra-Produksi, Social Media Specialist perlu mencari topik bahasan. Kemudian, dari topik itu dikembangkan menjadi brief yang berisi judul, arahan visual, caption dan isi yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan ke talent. 

 

Sebelum melakukan produksi, Social Media Specialist juga perlu mencari lokasi tempat syuting dan menghubungi talent untuk diajak berkerja-sama. 

 

Kedua, Produksi, Social Media Specialist memastikan proses syuting berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana. Ketiga, Pasca-Produksi, meminta graphic designer membuat thumbnail sesuai arahan dan bahan berupa foto yang sudah disediakan. 

 

Setelah itu, tim memantau proses editing dari videographer hingga menghasilkan video yang siap diunggah. Lalu, setelah video jadi kemudian serahkan ke penanggung jawab. Setelah video disetujui, Social Media Specialist mengunggah hasil video sesuai dengan judul dan caption yang sudah disetujui di awal.

 


Tim Magang DIP III dan MBKM berfoto bersama di SWK Ketabang Kali dalam rangka Roadshow Surabaya Tourism Awards 2023.-Athena Apik/Harian Disway-

Harian Disway kerap membikin event-event besar. Salah satunya event kerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Universitas Ciputra yaitu, Surabaya Tourism Award. Foto tersebut adalah saya bersama tim di Sentra Wisata Kuliner Ketabang Kali yang masuk kedalam 20 besar pemenang Surabaya Tourism Award. 

 

Dengan adanya event besar seperti ituy, saya juga berkesempatan mengelola dan memproduksi konten untuk Instagram dan Tiktok Harian Disway. Sehingga, pengalaman dan pelajaran yang saya dapat semakin banyak. Seperti, bagaimana membuat brief dan pengambilan video yang cukup berbeda dengan konten Youtube. 

 

Pengalaman ini sangat berkesan bagi kami, terkhusus saya. Sebab, banyak ilmu yang saya dapatkan dari mentor-mentor disana. Beberapa pelajaran yang saya ingat saat magang diantaranya seperti, dalam membuat brief yang menarik kita perlu memposisikan diri sebagai penonton sehingga kita juga dapat menilai konten tersebut akan ditonton atau tidak. 

 

Kemudian, saya juga mendapat pelajaran bagaimana pengambilan video yang baik, bagaimana mengelola berbagai platform media sosial, selain itu juga saya bisa merasakan pengalaman bagaimana bekerja sama dengan pihak luar secara profesional. Arahan dan pelajaran yang mereka berikan sangatlah berguna sebagai bekal menuju dunia profesional yang sesungguhnya.  (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: