Persebaran Dokter Belum Merata (1): Jatim Butuh 17 Ribu Dokter
Direktur RSUA Prof Nasronudin menemui keluarga pasien.-Moch Sahirol Layelli - Harian Disway-
Indonesia tak hanya darurat dokter spesialis. Tetapi juga darurat dokter secara keseluruhan. Masih butuh 130 ribu dokter lagi. Baik dokter umum maupun spesialis.
ITU bila mengacu standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan rasio 1 : 1.000. Bahwa idealnya tiap 1 dokter melayani 1.000 penduduk. Maka jumlah dokter di Jawa Timur pun masih kekurangan.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), total penduduk Jawa Timur sudah mencapai 41.416.407 jiwa. Artinya, kebutuhan dokter mencapai 41 ribu. Sementara jumlah dokter di Jawa Timur hingga saat ini cuma 23 ribu.
BACA JUGA : Persebaran Dokter Belum Merata (2) : Terkendala Biaya dan Demografi
“Hampir separonya belum terpenuhi,” ujar Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jawa Timur Hendro Soelistijono saat dihubungi, Senin, 12 Juni 2023. Apalagi kini muncul berbagai jenis penyakit. Tentu juga akan membutuhkan tambahan dokter spesialis.
Grafis jumlah dokter di Indonesia.-Ilustrasi: Annisa Salsabila-Harian Disway-
Belum lagi, persoalan yang masih klasik. Yakni distribusi dokter yang masih berpusat. Banyak dokter yang memilih praktik di kota-kota besar. Sehingga banyak daerah yang masih sangat kekurangan dokter.
Di Jawa Timur, kata Hendro, para dokter ’’menggerombol’’ di Kota Surabaya. Juga beberapa kota lain seperti Malang dan Sidoarjo. Terutama para dokter muda. Bahkan tak sedikit juga yang pergi ke luar provinsi.
“Sebetulnya, nggak bisa disalahkan juga, karena itu hak mereka,” ujarnya. Mengingat biaya pendidikan kedokteran tak murah. Tentu para dokter muda ini memilih rumah sakit yang lebih menjamin kesejahteraan. Dan itu banyak tersebar di kota-kota besar.
BACA JUGA : Dokter Spesialis dan Kualitas Layanan Kesehatan
BACA JUGA : Urgensi Dokter Spesialis Kelautan Berbasis Kompetensi dan Kemanusiaan
BACA JUGA : Jatim Masih Kekurangan Dokter Spesialis
Sementara itu, rasio kebutuhan dokter juga makin surut di Kota Surabaya. Data terakhir, tercatat 2.066 dokter dengan rasio 0,53 per 1.000 penduduk. Ini berdasar data rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2016-2020.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto meminta supaya Pemkot Surabaya lebih serius memperhatikan kebutuhan dokter. Apalagi, Surabaya menjadi salah satu kota yang digadang-gadang sebagai pionir medical tourism di Indonesia. Menyusul juga dengan pembangunan rumah sakit di wilayah timur.
“Artinya, saat ini satu dokter melayani lebih dari 1000 pasien. Ini tidak wajar, jadi sebaiknya ditambah lagi,” ujar politikus Partai Demokrat itu. Tentu saja data tersebut sesuai dengan fakta. Sebab, 58 rumah sakit di Surabaya, baik milik swasta maupun pemkot, tidak hanya melayani pasien dari Surabaya. Tetapi juga dari luar kota bahkan luar pulau. (Mohammad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: