Antraks, Penyakit Hewan yang Menghantui Masyarakat Gunungkidul Sejak 2016 hingga Sekarang

Antraks, Penyakit Hewan yang Menghantui Masyarakat Gunungkidul Sejak 2016 hingga Sekarang

Penyakit antraks yang menyerang hewan sapi di Kabupaten Gunungkidul. --

Selain itu, upaya lain juga dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan penyuluhan agar masyarakat tidak diperbolehkan mengonsumsi hewan ternak yang sakit atau mati mendadak. Hewan yang mati karena penyakit antraks agar segera dikubur di dalam tanah minimal sedalam 2 meter.

Hal itu dikarenakan bakter penyebab antraks jika terkena udara akan membentuk spora yang sangat rentan terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia. Tapi terkadang, bakteri penyebab antraks dapat bertahan di dalam tanah sehingga Artraks disebut juga “penyakit tanah”.

Ditambah lagi, daging hewan yang disembelih karena sakit dilarang dibagikan kepada masyarakat, dan khususnya bagi peternak sapi dan kambing sangat dianjurkan untuk memvaksin hewannya. 

Tentu saja, Kementerian Kesehatan sudah melakukan sejumlah langkah dalam mengatasi penyakit antraks sekaligus merencanakan ke depannya sejumlah tindak lanjut agar penyakit antraks ini segera berakhir.


Paparan Dr. Imran Pambudi Terkait Tindak Lanjut Kemenkes--Youtube @Kementerian Kesehatan RI

BACA JUGA: Warga Gunung Kidul Meninggal Karena Antraks, Makan Daging Sapi Pemberian Tetangga

Tindak Lanjut yang Sudah Dilakukan oleh Kementerian Kesehatan

1. Penyelidikan Epidemiologi Terpadu oleh Satuan Tugas One Health Kapanewon Semanu

2. Serosurvey terhadap populasi berisiko

3. Pengobatan terhadap populasi berisiko

4. Pengobatan pada hewan ternak di lokasi tertular

5. Vaksinasi hewan ternak di wilayah sekitar yang belum tertular

6. Dekontaminasi di lokasi tempat penyembelihan hewan

7. Memberikan KIE (Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) pada masyarakat terdampak

8. Koordinasi lintas sektor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id