The Luntas Indonesia Majukan Ludruk Anak Muda (6): Ada Orang Batak yang Ikut Ngurusi Ludruk

The Luntas Indonesia Majukan Ludruk Anak Muda (6): Ada Orang Batak yang Ikut Ngurusi Ludruk

Hason Sitorus di depan Rumah Budaya Rakyat yang ia dedikasikan untuk perkembangan ludruk dan segala seni budaya yang bisa berkembang di Surabaya. -Sahirol Layeli-

"Ini papan informasinya. Dulu di setiap panggung ludruk ada papan atau poster seperti ini," ujarnya. Lantas toa. Alat itu berfungsi sebagai woro-woro atau pengumuman jelang pementasan. Benar-benar didesain seperti gedung pertunjukan klasik. Sehingga siapa pun warga Surabaya yang datang, terutama mereka yang pernah melihat langsung pentas ludruk masa lalu, memorinya akan kembali.
Dalam mengelola The Luntas Indonesia, Robets Bayoned melibatkan istrinya Aixa Paramitha dan anaknya. -Sahirol Layeli-

Seperti pada pementasan Warung Kintel pada 29 Juli 2023. Sekitar 10 menit jelang pementasan, suara Robets bergema. Dengan bahasa Suroboyoan, ia menginformasikan bahwa pementasan ludruk Luntas akan segera dimulai. 

"Pak Hason berencananya membuat giant screen di depan gedung. Supaya jika penontonnya membeludak, tidak cukup di dalam, bisa duduk-duduk di luar sembari menonton lewat giant screen itu," ujar Robets. "Betul," sahut Hason. "Saya berharap ke depan gedung ini bisa seperti pertunjukan Tri Suaka di Yogyakarta. Ada panggung terbuka. Jika Sabtu rutin diisi ludruk, di hari lain ada musik dan sebagainya," tambahnya.

Sebagai orang Batak yang ngurusi ludruk, Hason secara tak langsung membuka mata warga asli Surabaya atau mereka yang berkepentingan bahwa orang Batak pun memiliki kepedulian dan totalitas untuk nguri-uri ludruk. Mengapa mereka tidak? (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: