Misi Arek Ampel Naik Motor Keliling 157 Negara (3-habis): Gambar Rute untuk Hitung Risiko
Abdul Aziz Ba'yaqub melakukan latihan fisik di rumahnya untuk persiapan fisik sebelum berkeliling dunia.-Boy Slamet-Harian Disway-
Abdul Aziz Baya'qub akan memulai pengembaraan jauhnya pada 29 Agustus 2023. Tentu, 27 tahun menjadi diaspora menjadi modal terbesar baginya. Tetapi, itu saja belum cukup. Butuh persiapan-persiapan lainnya lagi.
AZIZ membeber peta dunia berukuran 1,5 x 1 meter di ruang tamu rumahnya. Mengambil bolpoin lalu satu titik ditunjuk: Alaska. Salah satu negara bagian Amerika Serikat yang terletak di Amerika Serikat Barat. Tepat di ujung barat laut Amerika Utara.
Wilayah itu cukup populer setelah diangkat dalam film Into The Wild pada 2007 silam. Diangkat dari kisah nyata tokoh bernama Christopher McCandless. Seorang sarjana muda yang mati setelah sengaja menyesatkan diri di hutan Alaska.
Negara itulah yang kelak menjadi titik ujung perjalanan naik motor keliling 157 negara. Tetapi, Aziz tentu tak akan menuju rimba. Ia memilih berlabuh di Anchor Point.
"Kira-kira butuh tiga tahun untuk sampai di sini. Tahun 2026 nanti ya," ujar lelaki lulusan Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat itu.
Alaska bukan negara tujuan akhir. Bolpoin Aziz menyisir wilayah-wilayah sepanjang pantai timur. Hingga ke Mexico, Colombia, Peru, Cile, dan Argentina.
Lantas terbang ke pulau-pulau kecil di Laut Pasifik Selatan. Entah berapa pulau di situ. Aziz ingin menjamah semuanya. Sebelum nanti ke New Zealand dan Australia.
Motor akan disusulkan lewat kargo jalur laut. Mengikuti langkah Aziz yang akan singgah lebih dulu via pesawat terbang. Semua rute-rute itu sudah digambar tuntas.
BACA JUGA : Misi Arek Ampel Keliling 157 Negara (2) : Modal Mental 27 Tahun sebagai Diaspora
BACA JUGA : Misi Arek Ampel Keliling 157 Negara (1) : Dendam Tiga Tahun Dikurung Pandemi
Aziz menggoreskan dengan bolpoin hitam. Melingkar dari titik berangkat Surabaya, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika, hingga kembali lagi ke Surabaya lewat NTT dan Bali. Rapi sekali rutenya.
"Sudah matang pokoknya. Persiapan fisik juga sudah saya cicil sejak dulu," terang lelaki 56 tahun itu. Setiap pagi, kecuali Senin dan Kamis, ia jalan kaki minimal 5.000 langkah. Atau selama satu jam jalan kaki di area kampungnya.
Pola hidup Aziz juga teratur. Kebiasaan sejak hidup di luar negeri. Tidur harus jam 9 malam. Asupan selalu bergizi tiap hari. Tanpa makan gorengan.
Risiko-risiko juga sudah dihitung. Salah satunya, bagaimana bisa menembus negara-negara tertentu yang prosedur visanya ketat. Misalnya, Tibet, Mauritania di Afrika Timur atau visa Schengen untuk negara-negara Eropa bagian barat.
Untungnya, Aziz pernah menjadi staf di Kedutaan Besar RI untuk Dubai. Ia pun sudah mendapat jawabannya. Bahwa ternyata ada kebijakan diskresi.
Itu visa untuk orang-orang yang tak sempat pulang ke tanah airnya. Tentu dengan alasan yang mendesak dan kuat. Aziz bisa masuk kategori itu.
"Lama tinggalnya maksimal satu bulan," jelas bapak tiga anak tersebut. Jatah yang lebih dari cukup. Sebab, Aziz punya jadwal sendiri.
Abdul Aziz Ba'yaqub melakukan push up di rumahnya untuk persiapan fisik sebelum berkeliling dunia.-Boy Slamet-Harian Disway-
Untuk negara-negara besar, ia mematok batas waktu tinggal paling lama 10 hari. Sedangkan negara-negara kecil cukup dua atau tiga hari.
Kebijakan diskresi itu membuatnya makin optimistis. Bisa diterima di semua negara yang masuk daftar jelajahnya. Apalagi, kata Aziz, pertimbangan kemanusiaan orang-orang luar negeri amat tinggi.
"Toh, saya nggak bawa senjata apa pun. Jadi pasti gak ada alasan untuk nolak," tuturnya. Di setiap negara, Aziz bakal mendatangi komunitas-komunitas traveler. Juga komunitas pencinta motor.
Bahkan ia bertekad akan mempromosikan beberapa kawasan menarik di tiap negara. Yakni melalui tayangan video di channel YouTube miliknya. Termasuk restoran dan hotel yang mau memberinya harga miring.
Barangkali, perjalanan jauh Aziz akan mencetak sejarah baru. Tentu ini akan menjadi hal yang membanggakan. Setidaknya, bagi dirinya sendiri.
Kini, setelah semua persiapan tuntas, Aziz pun membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan yang ingin jadi sponsor. Keuntungan exposure-nya akan amat luas.
"Terutama untuk sponsor motor, saya butuh kendaraan yang tangguh," tandasnya. Dan jangan khawatir, Aziz pun bersedia menempelkan logo-logo sponsor di box belakang motor. Juga di tiap tayangan video YouTube-nya. Ia berharap banyak yang bisa membantu. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: