Kebanggaan Dikukuhkan sebagai Mahasiswa Baru Universitas Airlangga
Ilustrasi pengukuhan mahasiswa baru Universitas Airlangga, Surabaya.--
Ketika mengukuhkan mahasiswa baru, Rektor Unair Mohammad Nasih meminta semua mahasiswa untuk bergandengan tangan. Permintaan rektor itu bukan tanpa makna.
BACA JUGA:Teknologi dan Peran Manusia
BACA JUGA:Kesempatan Mahasiswa Bidikmisi Ikut KKN Internasional
Bergandengan tangan adalah sebuah simbol kebersamaan dan solidaritas. Mahasiswa baru yang diterima di berbagai fakultas dan program studi, mereka memang akan belajar menurut bidang ilmu yang diminati di berbagai program studi dan fakultas. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa dianjurkan untuk tidak menutup diri dan hanya menekuni serta bergaul dengan mahasiswa lain yang satu fakultas.
Apa pun bidang ilmu dan program studi yang dimasuki mahasiswa baru, sudah sewajarnya jika mereka bangga terhadap program studi pilihannya. Menjadi mahasiswa fakultas hukum, fakultas perikanan dan kelautan, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, fakultas psikologi, fakultas kedokteran gigi, dan lain sebagainya adalah kebanggaan tersendiri.
BACA JUGA:Tefa (Teaching Factory) Sarana Utama Pendidikan Vokasi
BACA JUGA:TANTANGAN WISUDAWAN MENGHADAPI PASAR KERJA
Itu dilambangkan dengan warna bendera yang berbeda-beda di fakultas masing-masing.
Dalam proses pembelajaran di fakultas masing-masing, sudah barang tentu para mahasiswa akan belajar dan mendalami bidang ilmu pilihannya. Mereka akan belajar dan menjadi ahli pada bidang masing-masing.
Meski demikian, di era diberlakukan kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka (MBKM), mahasiswa sesungguhnya dituntut tidak hanya mengembangkan bidang ilmu secara eksklusif.
BACA JUGA:Simbiosis Mutualisme Dunia Industri dan Perguruan Tinggi
BACA JUGA:Wujudkan Entrepreneurship University
Sejak diberlakukan kebijakan MBKM, mahasiswa diharapkan tidak mengembangkan pemikiran kacamata kuda. Dalam arti, hanya fokus menekuni bidang ilmu yang digeluti, tetapi lupa menyapa bidang ilmu lain untuk memperkaya kompetensi diri.
Segregasi keilmuan bukannya keliru, tetapi bukan tidak mungkin akan melahirkan lulusan yang memiliki wawasan yang terbatas. Di era kebijakan MBKM, mahasiswa didorong untuk saling menyapa dan tidak menutup diri dari bidang ilmu yang ditekuninya.
Mahasiswa yang hanya bersikap soliter dan menutup diri terhadap bidang ilmu lain niscaya akan ketinggalan zaman. Kesediaan menyapa bidang ilmu yang berbeda adalah roh dari kebijakan MBKM yang mendorong keterbukaan diri mahasiswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: