Nikmatnya Kopi Khas Ijen, Superwangi dan Manis Meski Tanpa Gula

Nikmatnya Kopi Khas Ijen, Superwangi dan Manis Meski Tanpa Gula

Yande J Wirawan mendemokan proses penyajian Rooftop Anaerobic. Minuman kopi yang bijinya diambil langsung dari para petani kopi di Pegunungan Ijen.-Ahmad Rijaluddin-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Nusantara memiliki beragam jenis kopi yang enak. Tiap daerah punya kopi andalan. Mulai dari Aceh, Gayo, Ijen, Toraja, Bali, dan seterusnya.

Dibandingkan jenis kopi lain, kopi dari Ijen masih jarang digunakan di coffee shop. Nah, di Surabaya, ada coffee shop yang menyajikan kopi khas dari daerah Bondowoso, Jawa Timur tersebut.

Diproduksi oleh Expat. Roasters, biji kopi tersebut diambil langsung dari para petani kopi di kawasan Pegunungan Ijen. Di perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi.

BACA JUGA: Minum Kopi di Patera.co Serasa di Rumah Sendiri

BACA JUGA: Kopi Ces IKJ: Seduh dan Sambat di Pinggir Jalanan Jakarta

Brand ambassador Expat. Roasters Yande J Wirawan menyebut bahwa biji kopi Ijen telah melalui proses fermentasi. ’’Setelah dipanen menggunakan metode hand picking, langsung diproses tanpa disimpan berlama-lama,’’ jelasnya.


Yande J Wirawan mendemokan proses penyajian Rooftop Anaerobic. Minuman kopi yang bijinya diambil langsung dari para petani kopi di Pegunungan Ijen.-Ahmad Rijaluddin-

Setelah dipetik, kata Yande, biji-biji kopi itu difermentasi tanpa oksigen. ’’Istilahnya dikekep. Durasinya 72 jam sebelum dibawa ke pengeringan,’’ kata pria asal Bali itu.

Tujuannya, untuk memastikan bahwa biji kopi tersebut terfermentasi secara maksimal. Usai proses tersebut, biji-biji kopi dikeringkan di atap rumah milik petani-petani setempat.

BACA JUGA: Menikmati Seduhan Kopi Ala Kafe di Pinggir Jalanan Kediri

BACA JUGA: Starbucks Italia Luncurkan Kopi Campur Minyak Zaitun, Bagaimana Rasanya?

’’Karena itu, namanya rooftop anaerobic. Anaerobic adalah proses fermentasi tanpa oksigen itu tadi,’’ terangnya.

Proses fermentasi itu akan memaksimalkan karakter rasa kopi Ijen. Yande mendemonstrasikan proses penyajiannya secara langsung.

Pertama, ia menuang bubuk kopi di wadah pouring. Lalu ia melakukan teknik pour over. Yakni metode menyeduh kopi dengan cara menuangkan (pouring) air panas ke filter atau penyaring berisi bubuk kopi.


Biji kopi yang disajikan Expat. Roaster diambil dari petani kopi di Pegunungan Ijen.-Ahmad Rijaluddin-

Ia menuangkan air panas itu dengan gerakan memutar. Menuangnya pun bertahap, yakni empat kali.

Sebelum disajikan dalam gelas, hasil penyaringan kopi itu disaring lagi menggunakan wine aerator. ’’Fungsi alat ini untuk memaksimalkan aroma, intensitas dan memunculkan karakter rasa kopinya,’’ ungkap pria 39 tahun itu.

BACA JUGA: Ngopi Tetek di Kedai Berkonsep Vintage

Tahap terakhir penyajian rooftop anaerobic telah selesai. Bagaimana rasanya?

Saat disajikan, aroma kopi tercium harum. Terdapat sedikit aroma asam. Warnanya tak begitu pekat seperti kopi Jawa pada umumnya. Lebih merah gelap.

Setelah dicicipi, rasanya berbeda dengan kopi biasa. Memang memiliki kadar asam, tapi tak mengganggu. Meski disajikan tanpa gula, ada sedikit rasa manis. Kadar pahit kopinya sangat tipis.

BACA JUGA: Kota Pasuruan Padukan Potensi Kawasan Religi dengan Wisata Ngopi

’’Itulah karakter asli kopi khas Ijen. Ada asamnya, dan enak dinikmati meski tanpa gula. Cocok untuk mereka yang bukan penggemar kopi sekali pun,’’ jelas Yande.

Biji kopi yang dipakai di Expat. Roasters diambil langsung dari petani. Gerai tersebut baru membuka cabang di Surabaya pada Sabtu, 19 Agustus 2023.

’’Kami menyajikan berbagai varian minuman kopi khas dari berbagai daerah. Bijinya diambil langsung dari petani,’’ kata founder dan CEO Expat., Shae Macnamara, yang berasal dari Australia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: