Efek El Nino dan Pemanasan Global, Salju Abadi Puncak Jaya Terancam Punah

Efek El Nino dan Pemanasan Global, Salju Abadi Puncak Jaya Terancam Punah

Dwikorita Karnawati di seminar ilmiah “Salju Abadi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?” di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta .--

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa salju abadi di Puncak Jaya Wijaya, Pegunungan Cartenz, Papua terus mencair dari tahun ke tahun.

 

Hal ini diduga karena pemanasan global serta dampak perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia.

 

Dinimika Iklim El Nino yang saat ini terjadi di Indonesia pun berpotensi mempercepat kepunahan salju di Puncak Jaya. BMKG memperkirakan bahwa El Nino akan mencapai puncaknya di Indonesia pada bulan Agustus-September 2023 mendatang.

BACA JUGA:Dahsyatnya El Nino yang Rutin Mengguncang Dunia, Ini yang Anda Harus Tahu…

 

"Dalam beberapa dekade terakhir, dilaporkan terjadi penurunan drastis luas area salju abadi di Puncak Jaya," ujar Dwikorita pada seminar ilmiah berjudul “Salju Abadi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?” di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta pada Selasa 22 Agustus 2023. 

Menurut hasil riset analisis paleo-klimatologi yang dilakukan oleh BMKG dengan Ohio State University, Amerika Serikat mencatat bahwa penurunan es di Puncak Jaya setiap tahunnya sering terjadi.

Ketebalan es diperkirakan mencapai 30 meter dan mencair sekitar 1 meter per tahunnya sepanjang 2010-2015. Lalu saat Indonesia dilanda El Nino pada 2015-2016, penurunan es mencapai 5 meter per tahun.

BACA JUGA:Perubahan Iklim Picu Banyak Bencana, Krisis Pangan Diprediksi Terjadi Tahun 2050

Sementara pada tahun 2015-2022, BMKG mencatat es mencair sebanyak 2,5 meter per tahun dan diperkirakan ketebalan es yang tersisa pada Desember 2022 hanya 6 meter.

Menurut BMKG, luas lapisan es pada tahun 2022 sekitar 0,23 km persegi dan terus mengalami pencairan.

Punahnya salju abadi di Puncak Jaya kata Dwikorita akan berdampak besar bagi aspek kehidupan di wilayah dan ekosistem di sekitarnya.

"Penting bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya dalam menjaga lingkungan. Upaya mitigasi perubahan iklim sudah sepatutnya menjadi fokus dari seluruh aksi yang dilakukan," kata Dwikorita.

BACA JUGA:Kepala BMKG: Pertanian Jadi Sektor Paling Terdampak Perubahan Iklim, Mulai dari Puso Sampai Banjir

“Dengan melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca dan membangun energi terbarukan. Hal ini menjadi langkah penting dalam menghadapi perubahan ikim. Kerjasama lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan kehidupan masyarakat di wilayah Indonesia perlu diperkuat," tambahnya.

Indonesia menjadi salah satu lokasi yang unik di wilayah tropis karena memiliki salju abadi. Cairnya salju abadi di Puncak Jaya menjadi bukti nyata bagaimana perubahan iklim memberikan dampak yang tidak baik bagi kehidupan.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: