Cheng Yu Pilihan Ketua DPW LDII Jatim Moch. Amrodji Konawi: Sui Yu Er An

Cheng Yu Pilihan Ketua DPW LDII Jatim Moch. Amrodji Konawi: Sui Yu Er An

Cheng Yu Moch. Amrodji Konawi,--

ASAL mau mengkaji dengan kepala dingin dan sudi rendah hati mengakui keunggulan masing-masing, kita akan menemukan banyaknya kemiripan antara ajaran Tiongkok klasik dan Islam.

Misalnya, dalam ajaran Tiongkok, kita mengenal pepatah Tiongkok yang bunyinya, "事在人为" (shì zài rén wéi). Yang terjemahan bebasnya: sukses/tidaknya seseorang, bergantung pada seberapa gigih ia berjuang.

Dalam ajaran Islam pun ada ayat Al-Qur'an yang mengajarkan kita untuk giat berusaha dan tidak pasif menerima takdir seperti itu. Contohnya, Anda hafal semua terjemahannya: Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri mengubahnya.

Sama-sama menekankan pentingnya kerja keras untuk mengubah nasib, tapi juga sama-sama menekankan pentingnya bersyukur dan merasa cukup.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Kurator Seni Anna Sungkar: Li Zheng Shang You

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Business Analyst Narendra Rahardja Surjaudaja: Bu Shi Shi Ji

Dalam ajaran Tiongkok, Anda pasti kenal sekali dengan wejangan Founder Taoisme Lao Tzu yang berbunyi "知足常乐" (zhī zú cháng lè) dan yang berarti "barang siapa merasa cukup, akan selalu bahagia" ini.

Pasalnya, dituliskan Bapak Sejarah Tiongkok Sima Qian 司马迁, "Jika hawa nafsu tidak dibatasi, akhirnya tak akan ada yang terpenuhi; kalau sudah didapat tapi tidak merasa cukup, akhirnya akan kehilangan semuanya" (欲而不知止,失其所以欲;有而不知足,失其所以有 yù ér bù zhī zhǐ, shī qí suǒ yǐ yù; yǒu ér bù zhī zú, shī qí suǒ yǐ yǒu).

Islam pun begitu. Dalam Al-Qur'an surah Ibrahim ayat 7 ditegaskan, kalau kita bersyukur, Tuhan akan menambah karunia-Nya untuk kita. Jika sebaliknya, Tuhan akan menimpakan siksa. 

Makanya, kata Moch. Amrodji Konawi, "Goleko dalane syukur ben sujud siro iso anteng lan teratur." Sebab, menurut ketua DPW LDII Jatim yang notabene pengusaha dan insinyur tersebut, usaha kita belum tentu akan berhasil senantiasa. Tak masalah. Yang penting, ketika gagal, tetap tak lupa bersyukur karena masih banyak sekali pemberian Tuhan yang lain yang kita nikmati saban harinya. 

Intinya, sebagaimana diwejangkan filsuf Mencius 孟子, kita mesti "随遇而安" (suí yù ér ān): tenang dan bersyukur dalam situasi dan kondisi bagaimanapun. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: