Jaga Kelestarian Lingkungan, 3.174 Maba Untag Diajak Hitung Jejak Karbon
Rektor Untag Surabaya Prof Mulyanto Nugroho (kiri) menyaksikan penandatanganan pakta antiplagiasi oleh mahasiswa baru.-Humas Untag untuk Harian Disway-
SURABAYA,HARIAN DISWAY – Indonesia punya musuh baru: polusi udara. Terutama di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Medan, maupun Surabaya. Isu lingkungan inilah yang disodorkan kepada para mahasiswa baru Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Untag Surabaya punya gebrakan baru. Yakni mengusung tema Untag Gemilang (Generasi Berintegritas untuk Lingkungan yang Berkelanjutan). Sebanyak 3.714 maba diajak memahami pola hidup berkelanjutan dari berbagai lini.
Salah satunya, dengan menghitung jejak karbon dan memilah sampah. Tentu, ini juga berkaitan dengan tugas yang diemban Untag Surabaya. Bahwa harus mencetak mahasiswa yang sanggup menciptakan lingkungan asri dan layak huni pada 2045 dan tahun-tahun berikutnya.
“Pada 2045 mendatang, Indonesia akan memasuki usia satu abad, yang kita harapkan akan melahirkan generasi emas. Artinya, saya dan teman-teman calon mahasiswa baru mempunyai tugas menciptakan lingkungan yang layak untuk generasi mendatang,” ujar Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho, Rabu, 30 Agustus 2023.
Rektor Untag Surabaya Prof Mulyanto Nugroho (enam dari kanan) berfoto dengan pejabat rektorat dan perwakilan mahasiswa yang meneken Ikrar Anti Radikalisme.-Humas Untag untuk Harian Disway-
PKKMB ini digelar secara tatap muka selama lima hari. Mulai Sabtu, 26 Agustus 2023 hingga hari ini, Rabu, 30 Agustus 2023. Kata Prof Nugroho, PKKMB bertujuan membimbing maba supaya lebih sadar memperlakukan dan menjaga lingkungan sekitar. Semuanya demi kehidupan selanjutnya.
Cara yang paling sederhana seperti kemampuan memilah sampah, menghitung jejak karbon, dan berkampanye melalui pembuatan konten video. Terutama tentang menjaga lingkungan dengan gaya hidup berkelanjutan.
BACA JUGA : Demi Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, Mahasiswa Untag Edukasi Pengolahan Sampah Plastik di Ngagel Mulya
“Kepedulian terhadap lingkungan harus dibangun dari hal yang terkecil,” ucapnya. Menurut Prof Nugroho, jejak karbon sendiri adalah jumlah karbon yang dihasilkan per individu dari berbagai kegiatan manusia. Misalnya, aktivitas manusia yang menimbulkan jejak karbon seperti prediksi jenis sampah plastik, makanan, hingga penggunaan listrik secara berlebihan.
Pembukaan PKKMB juga dibarengi penandatanganan empat pakta integritas oleh tujuh perwakilan maba yang mengenakan pakaian adat. Yakni antikekerasan seksual, antiradikal, antiplagiarisme, dan antiperundungan. Ini sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan jiwa patriot mahasiswa.
BACA JUGA : Program Wirausaha Merdeka 2023, Untag Surabaya Ajak Peserta Belajar Public Speaking
Prof Nugroho kembali menegaskan bahwa Untag Surabaya adalah kampus nasionalis dan kampus merah putih. Merupakan kampus miniaturnya Indonesia. “Tentu saja bahwa kaitannya dengan baju adat pada mahasiswa baru tadi, mahasiswa kami dari seluruh suku bangsa," katanya.
Seluruh mahasiswa Untag Surabaya memang sangat beragam. Banyak yang dari Sumatera, Papua, Maluku, NTT, Bali, dan lain sebagainya. Mereka akan dikader menjadi Patriot-Metropolitik selama menjalani perkuliahan.
Sementara itu, Ketua PKKMB 2023 Drs Agung Pujianto menambahkan kegiatan ini merupakan wadah bagi maba untuk mengenal kampus agar lebih nyaman dan percaya diri. Mengajak mereka untuk terbuka terhadap pengalaman. “Jadi, jangan malu bertanya jika kurang jelas dan ikuti arahan yang telah dipersiapkan panitia,” ujar Agung. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: