Komedi Tragedi Eky Priyagung
Ilustrasi komedi tragedi Eky Priyagung. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Generasi Eky sudah berbeda. Wartawan tulis menjadi tidak begitu istimewa. Justru influencer, selebgram, tiktoker, dan sebagainya yang ditunggu banyak pihak yang ingin menyampaikan pesan.
”Saya besar di Makassar. Di tempat prostitusi. Ibu saya PSK,” ujar Eky tanpa beban ketika ditanya asal usulnya. Saya sempat kaget dengan jawabannya yang blak-blakan itu. Jawaban yang disampaikan dengan ringan.
Mak jleb…
Eky menyampaikan itu tanpa raut muka berubah. Bahkan, menyampaikannya dengan senyum. Ia menjadikan masa lalunya yang kelam sebagai hal biasa. ”Saya sedang menulis buku tentang itu,” katanya lebih lanjut.
Saya pun menelusuri siapa Eky di berbagai sumber. Berselancar di jagat digital. Ternyata cerita masa lalu Eky yang kelam itu sudah diceritakan di mana-mana. Perjalanan hidupnya sebagai seorang yang lahir tanpa bapak (fatherless).
Ia menceritakan kisah masa lalunya, antara lain, melalui YouTube Noice bersama Habib Husein Ja’far Al Hadar. Sebelum tinggal bersama ibunya, ia hidup dengan neneknya di Madiun, Jawa Timur.
Cerita itu bisa ditemukan dengan berbagai channel YouTube. Juga, dalam bentuk cerita tertulis di berbagai media. Bagi media sekarang, kisah yang tersebar di media sosial memang banyak direplikasi media online.
Dalam berbagai channel dan tulisan di media, Eky mengaku baru mengetahuinya secara valid bahwa ibunya bekerja sebagai seorang PSK ketika SMA. Jadi, sekian lama, ia memendam pertanyaan tentang ibunya. Bersama kakak perempuannya.
Ia sudah mencium pekerjaan ibunya sejak enam bulan tinggal bersama. Namun, ia tak berani menanyakannya. Termasuk kakaknya yang juga hidup dalam serumah. Ia sempat menunjukkan ketidaksejalanannya dengan belajar Islam di masjid. Juga, menjadi guru ngaji di tempat belajar sebelumnya.
Ibu Anda tak keberatan dengan sikap Anda yang terbuka seperti ini? ”Tidak. Bahkan, beliau akan menulis buku tentang masa lalunya,” ungkap Eky. Ia menambahkan bahwa ibunya kini sudah menjadi keluarga normal setelah dipersunting seorang anggota TNI.
Tapi, menurut saya, Eky istimewa. Buktinya, ia sangat cerdas. Meski lahir tanpa bapak di lingkungan kawasan prostitusi, ia bisa lolos masuk ITB melalui jalur prestasi. Hanya siswa yang berkelanjutan pintarnya yang bisa seperti itu.
Hebatnya lagi, ia bisa melampui masa kecil yang penuh bullying. ”Paling banyak menghadapi perundungan saat kecil sampai SMP. Alhamdulillah, saya berhasil melampauinya,” tambahnya.
Saya menjadi teringat ketika diundang pengajian yang digelar warga di lingkungan kawasan prostitusi Dolly, Surabaya. Sebelum kawasan merah itu ditutup permanen. Sekitar 15 tahun lalu. Pengajian yang dihadiri para pekerja perempuan di kawasan itu.
Kita tahu bahwa banyak yang bekerja di kawasan itu dengan sangat terpaksa. Sebagian malah ada yang menjadi korban trafficking atau perdagangan manusia. Sebagian juga terpaksa karena persoalan ekonomi yang membelitnya.
Waktu itu saya terpikir bagaimana menyelamatkan anak-anak di sana. Biar memiliki pilihan tentang masa depan yang lebih beragam. Tidak seperti orang tuanya. Yang saya yakin mereka tidak pernah bermimpi bekerja di tempat prostitusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: