Gaya Hidup Kaum Rebahan: Sedentary Lifestlye Renggut 2 Juta Nyawa per Tahun

Gaya Hidup Kaum Rebahan: Sedentary Lifestlye Renggut 2 Juta Nyawa per Tahun

Ilustrasi seorang pria yang mengalami sedentary lifestyle karena lebih suka tidur daripada beraktivitas di hari liburnya-Psychology Today-www.psychologytoday.com

HARIAN DISWAY- Sedentary lifestyle adalah istilah fisik yang tidak bergerak aktif. Lebih dikenal zaman sekarang, kaum rebahan dan kaum mageran. Apakah Anda termasuk?

Kementerian Kesehatan memaparkan sedentary lifestyle mulai dikenal sejak masa pandemi. Pola kerja dan kebiasaan di rumah saja menyebabkan kini sebagian orang malas keluar rumah.

Sebagian waktu mereka habiskan hanya untuk duduk dan berbaring. Saat waktu luang pun, mereka memilih tidur daripada harus menggerakkan kaki dan tubuhnya.

Sehingga aktivitas tubuh sangat minim dan kalori yang dikeluarkan tubuh juga sedikit. 

Adapun sejumlah kebiasaan sedentary lifestyle yang disukai. Menonton TV, bermain video game, dan berjam-jam duduk di depan laptop.

Dengan begitu, lama-kelamaan mereka terikat sedentary lifestyle karena merasa nyaman.

BACA JUGA: Tujuh Manfaat Berjalan Kaki bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?

Dampak Buruk Sedentary Lifestyle

Bisa dibilang sedentary lifestyle termasuk pola hidup yang tidak sehat. Semakin lama tubuh tidak bergerak, semakin banyak penyakit yang bisa menyerang. 

Dimulai dari sirkulasi darah yang tidak lancar. Hal itu dapat berujung peningkatan berat badan karena tubuh sulit memecah gula dan lemak. 

Selain itu, dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga tubuh rentan terserang berbagai penyakit. Termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, risiko kanker, bahkan kematian.

Risiko kematian bisa menembus persentase 20-30 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang cukup aktif bergerak.

Bahkan World Health Organization (WHO) mencatat bahwa sedentary lifestyle menjadi penyebab kematian nomor 4 di dunia. Dengan kasus kematian sebanyak dua juta orang setiap tahunnya.

Cara Mengatasi Sedentary Lifestyle

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ayosehat.kemkes.go.id