Pameran Merayakan Perjalanan Sajian Fase Pengalaman Manusia
LUKAS ATMAJA menjelaskan foto-foto karyanya di ruang ketiga, fase ketika sebuah hubungan happy ending.-Julian Romadhon-Harian Disway-
Pameran fotografi sekaligus videografi digelar di Rumah Bengawan, Jalan Bengawan 26, Surabaya. Bertajuk Merayakan Perjalanan, pameran tersebut dibagi menjadi empat ruang yang merepresentasikan fase hidup manusia.
RUANG kedua itu berpenerangan remang. Letaknya di ruang tengah Rumah Bengawan. Dua pengunjung, Iswanto dan Aida Budianto, merebahkan diri di ranjang persegi berwarna hitam. Dengan cara itu mereka dapat melihat video pendek yang ditayangkan di langit-langit ruangan.
Memang serba dibuat tak nyaman. Karena ruang itu merepresentasikan kondisi seseorang yang mengalami patah hati. Hubungan asmara yang sad ending atau berakhir sedih, pedih. Tayangan video itu pun menampilkan figur laki-laki perempuan yang mengalami depresi.
"Videonya mencekam. Seperti kepedihan yang teramat sangat," ujar Iswanto. Selain video, dalam ruangan tersebut terdapat beragam foto tentang figur laki-laki dan perempuan dengan ekspresi sedih layaknya seseorang yang broken heart.
BACA JUGA : Catatan Pameran Patung ReGenerasi di Galeri Semesta Jakarta: Menjelajah Berbagai Konteks
Itu merupakan salah satu ruang yang menjadi sarana dalam pameran bertajuk Merayakan Perjalanan, 6-8 Oktober 2023. Penggagasnya adalah kelompok Ceritera Kita, Jessica Candradi, Agam Dekor, dan Rumah Bengawan.
"Kami membaginya dalam empat ruangan yang menggambarkan empat fase perjalanan manusia," ujar Jessica. Ruang pertama berisi berbagai foto karya William Giasi. Bertema Benih Pertemuan. Berbagai figur laki-laki dan perempuan ditampilkan dalam pose seorang diri. Satu foto memadukan keduanya, tapi saling membelakangi.
Foto paling ujung dengan ukuran paling besar, menampilkan kedua figur tersebut saling menatap sembari menempelkan kedua telapak tangan masing-masing. "Ini gongnya, ketika mereka saling bertemu, lalu melanjutkan hubungan sebagai sepasang kekasih," ujar William.
RUANGAN KEEMPAT, fase ketika seseorang memanggil kembali kenangan-kenangan silam. Untuk perenungan atau menikmati kebahagiaan masa lalu.-Julian Romadhon-Harian Disway-
Ruang kedua merepresentasikan fase hubungan asmara yang gagal. Temanya Kecewa dan Tanda Tanya. Pengunjung diajak menonton video tentang patah hati, seperti dilakukan Iswanto dan istrinya.
Lukas Atmaja, fotografer, mengajak pengunjung ke ruang ketiga. Berisi momen-momen bahagia sepasang suami-istri lanjut usia. "Temanya Tuaian Hari Senja. Modelnya adalah Opa dan Oma Bagio. Usia masing-masing sudah 80 tahun lebih," ujarnya.
Foto-foto itu berisi momen keduanya yang tetap mesra meski usia tak lagi muda. Satu foto tampak keduanya sedang saling bercengkerama di tempat tidur, makan bersama serta saling bercanda. Ada pula tayangan video yang memperkuat romantisme opa dan oma tersebut.
BACA JUGA : Jadi Pepeling, Nabila Dewi Gayatri Ingatkan dengan Pameran Lukisan Tunggal Owah Gingsir
Lokasi pengambilan gambarnya bertempat di Hotel Ganefo, Kapasan. "Momen klasiknya dapat banget. Seperti membawa kembali suasana masa lalu," ujar fotografer 30 tahun itu. Di sisi lain, terdapat foto-foto masa muda kedua kakek-nenek tersebut. Penataan ruang ketiga tersebut cukup artistik dan memberi rasa nyaman. Pencahayaan pun baik. Berbeda 180 derajat dengan ruang kedua.
"Jadi dari ruang pertama sampai ketiga ini, kami memberi gambaran bahwa sebuah hubungan mungkin bisa berakhir baik, atau buruk. Tapi dari semua itu, kita seharusnya tetap merayakan diri kita sebagai manusia," ungkap Jessica.
Dalam setiap ruangan terdapat berbagai puisi yang merefleksikan ciri khas ruangan tersebut. Tentu berhubungan dengan fasenya. Sedangkan di ruang keempat, para seniman tersebut menyebutnya sebagai tempat ketika manusia mencoba memanggil kembali perjalanan hidupnya.
BACA JUGA:Aneka Kisah Perjalanan Cinta dalam Pameran Merayakan Perjalanan
Foto tentang anak-anak yang bermain dengan riang, bercanda, dan bagian bawah terdapat berbagai foto dengan citra visual bayangan. Seperti saat melihat wayang kulit dari balik layar. Objek rumah, dua manusia, bunga, terdapat dalam foto-foto itu.
Bisa dimaknai bahwa citra anak-anak adalah ketika seseorang yang perjalanan hidupnya happy ending, memanggil kembali momen kanak-kanak mereka yang menyenangkan, atau momen-momen bahagia yang pernah dijalani semasa hidup.
MENONTON video di ruang kedua dengan cara rebahan. Ruang itu tentang fase ketika sebuah hubungan mengalami bad ending.-Julian Romadhon-Harian Disway-
Jika hubungan mereka sad ending, bahkan bad ending, maka orang itu akan melakukan introspeksi. Atau mungkin merenung yang memberi pemahaman baru. Bahwa berhasil tidaknya sebuah hubungan ditentukan oleh takdir. Seperti visual foto bayangan. Manusia adalah wayang belaka yang seluruh hidupnya ditentukan oleh suratan nasib.
Masih dalam ruang keempat bertema Pertanyaan Kolektif. Berada di ujung, yang justru ada di ruang pintu masuk utama Rumah Bengawan. Ruang itu berisi barang-barang jadul. Memorabilia masa lalu yang tak lekang dalam ingatan. Seperti kamera lama, roll film, piano kecil dan sebagainya. "Sebuah benda masa lalu adalah cara kita juga untuk merayakan perjalanan hidup," ujar Lukas.
Acara tersebut merupakan kali kedua. Tahun lalu, para seniman tersebut menggelar event bertajuk Pulang ke Rumah. Tahun ini, foto, video dan sajak yang dipamerkan lebih bersifat personal, serta gambaran perjalanan hidup seseorang. Seperti telah disebutkan, ada kalanya mulus, ada juga yang berakhir dengan patah hati.
Anda termasuk yang mana? Refleksikan diri Anda serta bawa kembali pengalaman itu dalam pameran Merayakan Perjalanan. (Guruh Dimas Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: