Surabaya Akan Punya KRL Sendiri, Proyek SRRL Masuk Tahap Desain, Fase I dari Sidoarjo ke Pasar Turi
Peta rute SRRL dari Kementerian Perhubungan -Dokumen Harian Disway -
SURABAYA, HARIAN DISWAY- Proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL) segera terealisasi. Konstruksi akan dimulai tahun 2025 alias sekitar kurang lebih satu tahun lagi.
Kepala Bidang Perkeretaapian dan Jaringan Transportasi Dishub Jatim Joko Pitoyo mengatakan, studi kelayakan (feasibility study) SRRL Jatim sudah rampung.
SRRL merupakan rencana pengembangan sistem transportasi regional yang akan menghubungkan wilayah-wilayah di Surabaya raya. SRRL nantinya akan menggunakan kereta berpenggerak listrik seperti KRL di Jabodetabek.
BACA JUGA:MRT Jatim Masuk Tahap Feasibility Studies (FS), Ditaksir Habiskan Dana Rp 19 Triliun
“Akhir tahun ini sudah masuk tahap Detail Engineering Design (DED),” sambungnya saat ditemui di kantornya, Rabu, 11 Oktober 2023.
Desain itu dikerjakan langsung oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Terutama untuk pengerjaan fase 1 dengan rute Sidoarjo - Gubeng - Pasar Turi.
Joko menjelaskan, fase 1 SRRL memang diprioritaskan. Sebab, tahap perencanaan relatif tak menemui kendala. Rute 1 juga tak perlu lagi pembebasan lahan karena akan menggunakan jalur eksisting.
SRRL ini pun diyakini bisa menghidupkan shelter KRL yang telah lama tidak aktif.
Dalam sehari, kata Joko, SRRL bisa beroperasi dengan skenario 2-4 kereta per jam. Semua infrastruktur fase 1 sudah siap.
BACA JUGA:Jelang HUT Ke-78 Jatim, Khofifah Ajak Masyarakat Teladani Perjuangan dan Pengorbanan Bung Karno
“Artinya, fase 1 dapat dikerjakan pada lahan yang sudah tak bermasalah. Kami juga mengusulkan pembangunan di perlintasan sebidang,” tandasnya.
Total pembiayaan fase 1 ini sebesar Rp 3,8 triliun dari Bank Pembangunan Jerman (KfW). Terutama untuk pekerjaan desain dan konstruksi. Meliputi utilitas, pekerjaan tanah, sipil, hingga struktur jalur.
Sementara pemerintah pusat bakal mengucurkan dana senilai Rp 842 miliar. Ini untuk pembebasan lahan, relokasi, hingga perpajakan.
“Semoga semua lancar. Dampaknya bisa besar bagi perekonomian Jawa Timur,” ungkap Joko. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: