Gentle Parenting, Pola Asuh yang Melibatkan Perasaan Anak, Apa Manfaatnya Ya?
Mengenal gentle parenting. Apa itu gentle parenting, manfaatnya, dan tip menerapkan pada anak. -Freepik-
"Anak laki-laki tidak boleh menangis.", "Jadi anak kok cenggeng.", "Masa gitu aja sedih?", dan sederet kalimat penghakiman lain justru membuat anak tidak bisa mengungkapkan emosinya hingga dewasa.
Gentle parenting memberikan komunikasi dan lingkungan keluarga yang baik. Sehingga anak terdorong untuk lebih belajar mengenali diri mereka sendiri, termasuk mengenali emosi yang dirasakan.
Mengerti apa yang harus dilakukan, dan berani mengkomunikasikan perasaannya. Hasilnya, anak akan mampu mengelolah emosi bahkan terbawa pada saat mereka dewasa.
3. Memotivasi Anak Berperilaku Baik
Alih-alih berfokus pada kesalahan atau perilaku buruk anak, gentle parenting justru bekerja sama dengan anak untuk menentukan perilaku mana yang dihindari dan baik dilakukan.
Dengan kata lain, orangtua menanamkan perilaku motivasional agar anak berupaya menjadi lebih baik.
Misalnya, saat mengajari anak membereskan kamar. Kalimat perintah seperti, "bereskan kamarmu sekarang!", alangkah lebih baik jika diganti, "kamar adik berantakan, nanti akan sulit mencari barang-barang yang dibutuhkan, apakah sebaiknya kita membereskan kamar bersama agar terlihat rapi?"
4. Membangun Hubungan yang Positif Anak dan Orang tua
Kunci pola asuh gentle parenting adalah komunikasi dua arah antara anak dan orang tua. Dalam pola pengasuhan ini, emosi anak dan orang tua sama pentingnya.
Orang tua diharapkan dapat memahami perasaan dan kebutuhan anak. Sehingga si kecil mengetahui alasan baik buruknya sebelum bertindak.
Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak lambat laun akan membangun ikatan yang kuat antara kedua pihak. Anak bahkan tak segan terbuka tentang kehidupan pribadinya karena sadar orang tuanya tidak akan menghakimi.
Tanpa orang tua memaksa anak untuk bercerita tentang bagaimana hari-harinya di sekolah, anak secara otomatis akan "mempersilakan" orang tua masuk ke dalam dunianya.
Selain itu, anak akan mengetahui seperti apa hubungan yang sehat, positif, dan penuh kasih sayang. Sehingga ketika beranjak remaja, anak dapat mengenali toxic relationship saat sedang menjalin hubungan.
5. Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak
Pola asuh yang lembut tapi tegas, membantu anak untuk belajar berempati. Selain itu, mendorong anak untuk lebih menghormati orang lain serta mengetahui batasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: