Kemenhub Atur Strategi Untuk Salurkan Bantuan ke Warga Kelaparan di Kabupaten Yahukimo

Kemenhub Atur Strategi Untuk Salurkan Bantuan ke Warga Kelaparan di Kabupaten Yahukimo

Warga Yahukimo bergotong-royong membersihkan material longsoran tebing yang menimpa landasan bandara Distrik Panggema, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Longsor menyebabkan putusnya distribusi barang memicu kelaparan-Kemenhub Ditjen Perhubungan Udara-

Dari Bandar Udara Sentani, bantuan kemudian akan dibawa ke lokasi bencana longsor dan kelaparan dengan dua rute perintis yakni perintis kargo dan perintis penumpang. 

Rute perintis kargo yakni dari Bandara Nop Goliat Dekai menuju Anggruk dengan frekuensi 11 kali per hari dan target muatan hingga 700 kg setiap penerbangan.

BACA JUGA:Marak Kekeringan dan Karhutla, Bali Berstatus Siaga 14 Hari Kedepan  

Sedangkan rute perintis penumpang memiliki dua opsi yakni dari Bandara Nop Goliat Dekai menuju Lapangan Terbang Amuma dengan frekuensi 15 kali dan target tujuh penumpang per penerbangan. 

Rute kedua adalah dari Bandara Nop Geliat Dekai menuju Lapangan Terbang Anggruk dengan frekuensi 11 kali per, dan target sembilan pax per penerbangan.

Kristi menjelaskan, optimalisasi penyaluran logistik bantuan bencana dilakukan melalui koordinasi dengan Korwil Dekai untuk optimalisasi pelaksanaan penerbangan perintis penumpang dan kargo menuju Anggruk dan Amuma, serta mengkoordinasikan pelaksanaan penerbangan niaga berjadwal yang saat ini telah beroperasi dari Sentani – Dekai dan penerbangan niaga tidak berjadwal lainnya. 

BACA JUGA:Suhu Bumi Naik, BMKG Ingatkan tentang Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi

Selain itu juga dilakukan penambahan penerbangan apabila dibutuhkan sesuai kemampuan armada operator penerbangan.

Ditjen Hubud melalui Bandara Sentani melakukan penyesuaian operating hours (jam operasi bandara) sesuai kebutuhan untuk dukungan mobilitas logistik dan bantuan bencana, dengan tetap memenuhi aspek keamanan dan keselamatan penerbangan.

“Kami juga siap memberikan dukungan terhadap pelaksanaan penerbangan lainnya (militer) untuk pengangkutan logistik bantuan bencana,” tutup Kristi.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: