Arah Kebijakan Luar Negeri Capres (2): Anies Pilih Diplomasi Budaya

Arah Kebijakan Luar Negeri Capres (2): Anies Pilih Diplomasi Budaya

Anies Baswedan menyampaikan arah kebijakan luar negeri bila nanti terpilih sebagai presiden.-Tim Anies Baswedan-

Anies juga mengkritik terkait pandangan yang meminta diaspora di luar negeri harus kembali ke Indonesia. Apalagi begitu setelah masa studinya selesai dan dinyatakan lulus.

Menurutnya, diaspora harus menetap di negara tempat mereka menuntut ilmu. Agar mereka menjadi wajah perwakilan Indonesia di mata internasional. Ia juga menentang stigma bahwa diaspora yang enggan untuk kembali ke Indonesia sebagai orang yang tidak nasionalis.

"Kita tuh kepengin lebih banyak lagi orang-orang Indonesia yang bisa berada di posisi-posisi kunci di mana-mana," ungkap Anies. Namun, tentu perlu strategis khusus terkait pelibatan diaspora dalam politik luar negeri Indonesia.


Capres koalisi perubahan Anies Baswedan menyalami peserta forum CSIS yang datang dari berbagai negara.-Tim Anies Baswedan-

Anies pun menyinggung soal posisi Indonesia di tengah konflik Israel dan Palestina. Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak perlu berlagak ikut menyelesaikan konflik tersebut. Sebab, penyelesaian konflik itu jauh dari batas kemampuan.

Tidak mungkin peperangan akan menghasilkan perdamaian. Itu berkaca pada Indonesia yang harus melakukan beberapa perjanjian dengan Belanda dalam mencapai kemerdekaan.  Salah satunya, berhenti perang ketika digelar Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. 

Apalagi, sambungnya, konflik antara Palestina dan Israel bukan kali ini terjadi. Melainkan, sudah berjalan lama. 

"Jadi bukan saja proaktif mencoba mempersatukan yang sudah bertarung bertahun-tahun dan luka itu gak gampang," jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: