HIV/AIDS Bisa Dicegah dan Diobati

HIV/AIDS Bisa Dicegah dan Diobati

Ilustrasi Hari AIDS Sedunia-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Mengulik Jenis-Jenis Penyakit Hepatitis, Ada yang Sampai Penyakit Kronis

Dengan skrining, diharapkan bila ibu hamil itu ternyata negatif atau sehat, kita bersyukur. Layanan antenatal care (ANC) akan tetap kita berikan yang terbaik untuk ibu-ibu yang sehat. Tetapi, bila pada saat skrining ibu hamil itu positif HIV, segera kita berikan ANC yang terbaik juga, tentunya ditambah dengan pemberian ARV bagi ibu hamil yang HIV positif. 

Pemberian ARV pada ibu hamil sangat menjanjikan karena begitu diberikan pada ibu hamil yang umur kehamilannya kurang dari minggu ke-14, diharapkan penularan ke bayinya kurang dari 2 persen.

Itulah yang membuat pemerintah harus bisa memastikan ibu-ibu hamil sehat semua. Kalaupun sakit, bisa segera diberikan terapi yang cukup sehingga bayi-bayi yang dilahirkan sehat. Dengan begitu, bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045 betul-betul bisa kita capai.

BACA JUGA: Indonesia di Hari Hepatitis Sedunia: Masih Banyak Kasus yang Harus Segera Ditangani

Namun, upaya penemuan kasus HIV/ AIDS di Jawa Timur masih menemui banyak tantangan. Stigma dan diskriminasi yang kerap kali terjadi pada ODHIV membuat penemuan kasus menjadi terhambat. ODHIV maupun orang yang berisiko tertular HIV cenderung menutup diri dan enggan memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sebab, mereka takut ketahuan dan dikucilkan lingkungan sekitar. 

Peringatan Hari AIDS kali ini diharapkan tidak hanya seremonial, tetapi berusaha mengubah paradigma di masyarakat bahwa penyakit HIV adalah penyakit kronis yang bisa dicegah dan diobati. Kita mengharapkan pemahaman masyarakat yang jauh lebih objektif, tidak dipengaruhi informasi-informasi yang bias atau tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Kemudian, terkait dengan aspek sosial yang sering kali menjadi tantangan pada pasien-pasien dengan HIV/AIDS. Apabila institusi, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun institusi swasta, menemui karyawan atau pegawainya positif HIV, diharapkan untuk tidak menstigma dan mendiskriminasi mereka. 

BACA JUGA: Pagari Sekolah hingga Ponpes dari Hepatitis Akut

Mereka tetap harus diberdayakan dan di-setting untuk hidup normal, kerja seperti biasa dan sebagainya. Namun, mereka harus tetap dibantu dan diberi akses untuk berobat sehingga bisa bekerja seperti biasa.

Target dari Peringatan Hari AIDS Sedunia ini adalah eliminasi HIV pada tahun 2030. Itu bukan sesuatu yang susah jika strateginya bisa kita sampaikan dengan baik kepada masyarakat. Strategi yang pertama, yaitu Suluh atau Edukasi. Kita harus terus-menerus melakukan edukasi atau sosialisasi atau penyuluhan HIV/AIDS kepada seluruh masyarakat. 

Jangan sampai masyarakat tahu mitos atau berita-berita hoaks yang salah dan telanjur beredar di masyarakat. Kita harus berikan informasi yang benar untuk memperbaiki informasi yang salah di masyarakat.

BACA JUGA: Bantah Bocah di Tulungagung Mati karena Hepatitis Akut

Strategi kedua adalah Temukan. Semua masyarakat yang memiliki perilaku berisiko harus menjalani tes HIV di faskes terdekat. Yang ketiga adalah Obati. Jangan sampai prosesnya hanya berhenti saat ditemukan, tetapi juga harus segera diobati dengan ARV. 

Targetnya, enam bulan setelah pengobatan, virusnya sudah tidak terdeteksi sehingga tidak ada yang mengganggu kekebalan tubuh ODHIV, imunitas membaik, dan bisa hidup normal seperti manusia biasa. Yang terakhir, Pertahankan. Artinya, pengobatan ARV tetap dilakukan sepanjang hidup ODHIV agar imunitasnya tetap terjaga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: