Bioskop hingga Smartphone: Transformasi Konsumsi Film

Bioskop hingga Smartphone: Transformasi Konsumsi Film

Ilustrasi bioskop di Indonesia. Para penikmat film selalu bertransformasi di setiap zaman.-Dok Pribadi-

Selain itu, film dapat membantu mengembangkan ilmu komunikasi dengan mengaplikasikan teori-teori komunikasi pada analisis film. Dalam dunia industri, film juga memiliki peran penting dalam pengembangan budaya dan ekonomi. 

BACA JUGA: Parade Peluncuran 6 Buku Filmis Elang Nuswantara (1): Pembuktian Jargon Pasukan Elang

Oleh karena itu, film memiliki manfaat yang luas dalam ilmu komunikasi dan dapat digunakan sebagai media komunikasi yang efektif dan objek kajian yang menarik. 

Perkembangan bioskop di Indonesia mengalami pasang surut. Bioskop kali pertama dikenal masyarakat Indonesia pada 5 Desember 1900. Saat itu ditayangkan film yang disebut dengan pertunjukan gambar hidup di Kebondjae, Tanah Abang. 

Gambar hidup yang ditonton kali pertama saat itu adalah Ratu Belanda bersama Pangeran Hertog Hendrick yang memasuki ibu kota negeri Belanda, Den Haag. Pertunjukan film tersebut telah dinikmati masyarakat Indonesia hanya berselang lima tahun setelah Lumiere Bersaudara mempertunjukkan film kali pertama di Paris, Prancis. 

Pemutaran perdana gambar hidup di rumah Schwarz tersebut menjadi cikal bakal gedung bioskop pertama di Indonesia yang bernama The Rojal Bioscope.

Pesatnya perkembangan zaman membawa dampak besar pada banyak aspek kehidupan manusia, termasuk cara masyarakat menikmati hiburan. Salah satu aspek yang mengalami transformasi besar adalah cara menonton film. 

Selain di bioskop, kini masyarakat dapat dengan mudah menikmati film favorit mereka melalui perangkat genggam seperti handphone

Pada awalnya, bioskop menjadi satu-satunya tempat masyarakat dapat menonton film. Layar lebar dan suara menggema menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton. 

Namun, kemajuan teknologi, khususnya perkembangan internet dan perangkat seluler, telah mengubah media hiburan secara signifikan. Perubahan itu menciptakan cara baru bagi orang-orang untuk menonton film kapan pun dan di mana pun mereka mau.

Perkembangan teknologi telah menciptakan beragam konten film yang dapat diakses masyarakat. Melalui platform streaming online, penonton memiliki akses ke berbagai genre dan judul film dari seluruh dunia. 

Kemudahan menonton film di handphone memberikan kenyamanan dan fleksibilitas yang tidak ditemukan di bioskop. Seseorang tidak lagi terikat dengan jadwal pemutaran film di bioskop dan dapat memutuskan sendiri kapan dan di mana ingin menontonnya.

Terlepas dari kesederhanaan dan kemudahan penggunaannya, ada beberapa kekurangan pada platform streaming film. Salah satunya adalah keterlambatan dalam memperbarui film yang tayang di bioskop sebelum dapat dinikmati di platform streaming

Kita harus bersabar untuk menunggu film tersebut turun layar terlebih dahulu. 

Namun, kelebihan dari platform itu dapat ditemukan pada aspek harga layanan. Dibandingkan dengan menonton di bioskop, di platform streaming, kita hanya perlu mengeluarkan uang mulai dari Rp 50 ribu untuk layanan sebulan penuh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: