The Other Side of Umrah (4): Harus Ekstra Sabar Antre Lift
RAHMA Sugihartati (guru besar sains informasi FISIP Universitas Airlangga) dan Bagong Suyanto (dekan FISIP Universitas Airlangga) di Jabal Uhud.-Dok Pribadi-
RENCANANYA Rabu, 17 Januari 2024, kami, rombongan jamaah dari Universitas Airlangga, mengikuti city tour keliling Kota Madinah. Menurut mutawif kami, semua jamaah yang diharapkan sudah berkumpul di lobi hotel pukul 07.30.
Semalam sebelum kami beristirahat tidur, di WhatsApp Group (WAG) sudah diumumkan dan disepakati bahwa semua peserta diharapkan sudah siap pukul 07.30 di depan hotel karena bus sudah menunggu dan akan berangkat tepat waktu. Semua menyatakan siap –tak terkecuali kami.
BACA JUGA: The Other Side of Umrah (1): Bersikap Ikhlas Ternyata Tidak Mudah
Kami sendiri setelah salat Subuh dan sarapan pagi siap-siap untuk kegiatan hari itu. Menurut rencana, kami berangkat keliling kota mengunjungi beberapa tempat yang memiliki nilai spiritual. Kami akan mengunjungi Masjid Quba, kebun kurma, Jabal Uhud, dan melewati beberapa masjid seperti Masjid Ijabah, Masjid Qiblatain, Masjid Khandaq, dan Masjid Bilal.
Semua jamaah antusias. Sejak kedatangan kami ke Kota Madinah, apa yang kami lakukan hanyalah beribadah ke Masjid Nabawi. Para jamaah fokus beribadah dan tidak sekali pun memiliki agenda untuk bepergian.
Ketika pihak travel agent mengumumkan bahwa besok kami akan diajak city tour, ada perasaan senang dan penasaran. Sebagian besar para jamaah memang baru pertama ke Kota Madinah dan tawaran perjalanan keliling kota tentu tidak ingin dilewatkan.
BACA JUGA: The Other Side of Umrah (2): Berdoa di Tanah Suci untuk Kolega
Telat
Kami berdua sejak pukul 07.20 sudah siap di depan Hotel Grand Plaza, Madinah. Kami terbiasa tepat waktu dan sadar bahwa bepergian bersama kelompok dibutuhkan kedisiplinan agar tidak merugikan peserta lain.
Kami menunggu hingga pukul 07.40. Ternyata baru 4 orang yang hadir. Bahkan, setelah pukul 08.00 lewat pun, cukup banyak jamaah yang belum siap di depan hotel.
Salah seorang jamaah yang baru datang pukul 08.30 menuturkan, bukannya mereka telat dan tidak siap tepat waktu sesuai kesepakatan.
Masalahnya, ketika harus turun dari kamar ke lantai bawah, ternyata tidak sedikit waktu yang dibutuhkan. Untuk turun ke lantai bawah, sebagian besar jamaah harus antre sekitar 30 hingga 45 menit. Antrean di depan lift hotel selalu penuh sesak.
BACA JUGA: The Other Side of Umrah (3): Toleransi di Masjid Nabawi
Berbeda dengan suasana di Masjid Nabawi yang teduh dan penuh dengan toleransi, di lift hotel tempat tinggal jamaah, tidak sedikit tamu hotel yang tanpa sungkan menerombol antrean.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: