Dilema Warung Makan Saat Harga Beras Melambung: Naikkan Harga Pelanggan Bisa Kabur, Tidak Naik Rugi
Ilustrasi pedagang nasi.--
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Mahalnya harga beras saat ini membuat para pedagang nasi mengeluh. Pengeluaran mereka membengkak tetapi dilema menaikkan harga satu porsi nasi.
Seperti yang dirasakan Ida, pemilik warung tegal di daerah Semolowaru, Surabaya. Dia merasa kesulitan mengontrol operasional usahanya yang membengkak imbas kenaikan harga beras.
“Aturan biaya sekian untuk disimpan, itu dialihkan buat beli beras,” ucapnya kepada Harian Disway.
Namun, Ida juga tak tega untuk menaikkan harga nasi. Sebab kebanyakan pelanggannya merupakan para pekerja dan mahasiswa.
Dirinya pun merasa diberi dua pilihan sulit. Menaikkan harga tetapi bisa kehilangan pelanggan atau harga tetap tetapi keuntungan yang didapat sedikit.
“Porsi nasi seperti biasa. Saya tidak berani menaikkan harga, nanti katanya kemahalan. Takutnya pembeli pada kabur,” ucap perempuan asal Tegal tersebut.
Ida berusaha keras memutar otak agar usaha wartegnya tetap bertahan. Dia pun menemukan cara, yaitu dengan mengolah beras sedemikian rupa agar lebih mekar dan banyak.
“Bukannya gak rugi, ada untungnya tetapi sedikit. Ya sebisa saya bagaimana untuk bertahan,” terangnya.
BACA JUGA:Harga Beras Terus Merangkak, Pemprov Jatim Optimistis Bisa Stabilkan Harga Jelang Puasa dan Lebaran
Hal yang sama juga dirasakan oleh pemilik usaha ayam geprek bernama Ica Nanda Kusuma. Dia mengaku kewalahan dengan harga beras yang terus naik dan berimbas secara langsung ke usahanya.
Kendati demikian, Ica memilih tidak menaikkan harga, dengan pertimbangan banyak mahasiswa atau anak kos yang menjadi pelanggannya.
“Gak tega kalau harus naik, kasihan mereka (mahasiswa dan anak kos). Jadi saya pilih mengurangi sedikit porsi nasi," ungkap perempuan berpostur tinggi tersebut.
"Kalau naikkan harga gak bisa. Nanti anak-anak pada lari semua,” tambah Ica. Satu porsi geprek di Ica dibanderol dengan harga Rp 7 ribu, sudah termasuk ayam, nasi, dan tahu. Itu harga normal sebelum beras mahal.
Selain itu, Ica juga mengakali kenaikan harga dengan pilihan tambah nasi. Tambahan nasi yang biasanya seharga Rp 2 Ribu kini menjadi Rp 3 Ribu. Takaran nasinya pun tentunya berkurang. "Untung sih untung, tetapi sangat sedikit. Tetap alhamdulillah," tandas Ica.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: