Mencegah Konflik, Mengembangkan Moderasi Beragama

Mencegah Konflik, Mengembangkan Moderasi Beragama

ILUSTRASI mencegah konflik, mengembangkan moderasi beragama. Unair mengadakan seminar moderasi beragama untuk mengikis ekstremitas beragama.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Moderasi beragama merupakan solusi untuk mengatasi problematika kehidupan antarumat beragama agar tidak terjerumus dalam sikap dan perilaku yang ekstrem. 

Moderasi beragama adalah sebuah ikhtiar yang tak berkesudahan dan tak berakhiran. Bagi bangsa Indonesia, moderasi beragama penting untuk terus dikembangkan karena latar belakang sejarah dan masyarakat Indonesia yang multipluralis. Secara garis besar, ada tiga alasan utama kenapa moderasi beragama menjadi penting.

Pertama, agama hadir untuk menjaga jiwa dan martabat manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Tuhan. Diakui atau tidak, belakangan ini muncul fenomena orang beragama justru mengingkari nilai-nilai kemanusiaan. 

Orang beragama, tetapi justru makin eksklusif. Beragama, tetapi pendekatannya segregatif. Padahal, agama mengajarkan integratif. 

Beragama, tetapi membangun sikap konfrontatif. Padahal, beragama mengajarkan saling kooperatif.  

Beragama, tetapi umat justru menjadi makin destruktif. Padahal, beragama mengajarkan konstruktif. 

Untuk mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang kontraproduktif, yang dibutuhkan tak pelak adalah moderasi beragama.

Kedua, ribuan tahun setelah agama berkembang, jumlah manusia bertambah dan berkembang dengan beragam suku, budaya, dan lain sebagainya. Ketika umat yang berkembang makin beragam, tak jarang kemudian lahir tafsir keagamaan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, berlebihan, dan melampaui batas. 

Lahir klaim kebenaran dengan cara memaksakan kehendak melalui kekerasan. Untuk mencegah agar efek samping yang buruk itu tidak makin berkembang, peran moderasi beragama menjadi sangat penting.

Ketiga, di tengah kemajemukan bangsa terkait ras, etnis, suku, bahasa, budaya dan agama, para leluhur dan pendiri republik ini telah mampu menjamin, merajut, dan merangkai keberagamaan itu dengan membangun konsensus nasional. Yakni, Bhinneka Tunggal Ika. 

Namun, belakangan ini justru muncul upaya sebagian kelompok yang mendiskreditkan Pancasila dan menolak sejarah bahwa kita adalah bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika.

Untuk memastikan agar kehidupan bangsa Indonesia yang berdasar Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tidak terkoyak, kesadaran dan pengakuan arti penting moderasi beragama menjadi sangat urgen. 

Tanpa didukung fondasi moderasi beragama, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan menghadapi ancaman perpecahan yang serius. (*) 

 


Miratul Khasanah, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi dan Bagong Suyanto, Dekan FISIP Universitas Airlangga.--Miratul Khasanah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: