Bung Karno, Imam Bukhari, dan Uzbekistan
ILUSTRASI Bung Karno dan John F. Kennedy.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA: Di Uzbekistan, Menpanrb Sharing Inovasi Pelayanan Publik dan Pengentasan Kemiskinan
Kemarahan Soekarno kepada AS tidak bisa dibiarkan setidaknya di mata Presiden John. F. Kennedy yang menggantikan Eisenhower pada 1961.
Kennedy berusaha bersikap manis kepada Soekarno dan all-out menyambut kedatangan kembali Soekarno ke Washington DC pada 24 April 1961.
Bahkan, Kennedy menyambut langsung saat pesawat yang membawa rombongan Presiden Soekarno mendarat di Andrews Air Force Base, Maryland.
BACA JUGA: Jelang HUT Ke-78 Jatim, Khofifah Ajak Masyarakat Teladani Perjuangan dan Pengorbanan Bung Karno
BACA JUGA: Menpanrb Serukan Peningkatan Perdagangan RI-Uzbekistan, KBRI Harus Jadi Agen Pemasaran Dunia
Kemesraan Bung Karno dengan Kennedy meresahkan Pemimpin Tertinggi dan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khruschev.
Tak mau kalah oleh Washington DC, Moskow kembali mengundang Soekarno untuk datang. Namun, kali ini Bung Karno minta syarat kepada Khruschev: ”Temukan makam Imam Bukhari dan saya akan ke Moskow.”
Siapa Imam Bukhari? Khruschev tidak punya ide siapa nama yang disebut Soekarno itu. Dipanggillah seluruh pejabat pemerintah Uni Soviet, termasuk pimpinan KGB (Badan Intelijen Nasional), untuk menemukan makam Imam Bukhari. Tidak dapat.
BACA JUGA: Jadi Daya Tarik Baru, Rumah Bung Karno Didatangi Enam Ribu Pengunjung dalam Sepekan
Seperti dalam buku Total Bung Karno yang ditulis sahabat saya, Mas Roso Daras, Khruschev nyaris menyerah dan meminta Bung Karno mengganti permintaannya.
”Temukan makam Imam Bukhari atau saya tidak pernah ke Moskow,” tegas Bung Karno.
Akhirnya, setelah melalui segala daya upaya dan mengerahkan seluruh tenaga terbaik, ditemukanlah makam Imam Bukhari di daerah Samarkand, sekarang menjadi ibu kota Uzbekistan.
BACA JUGA: Konsolidasi Politik di Puncak Bulan Bung Karno
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: