Brompton Ngalam Squad Promosi Gaya Hidup Sehat dengan Bersepeda

Brompton Ngalam Squad Promosi Gaya Hidup Sehat dengan Bersepeda

Ketua Brompton Ngalam Squad Ferry Mamen saat gowes. --IG @spaceblock

MALANG, HARIAN DISWAY - Bersepeda menjadi aktivitas yang semakin populer di Indonesia. Salah satu komunitas pesepeda di MALANG itu adalah Brompton Ngalam Squad (BNS). Khusus menghimpun para pecinta sepeda lipat Brompton

Dari namanya saja orang sudah tahu bahwa BNS ini ada di Malang. Apalagi kalau tidak karena kata ”ngalam” yang berasal dari kata Malang yang dibalik. “Itu kan sudah ciri khas Malang,” kata Ketua BNS Ferry Mamen, memulai penjelasan tentang komunitas yang dipimpinnya.

Berdiri pada 2017, komunitas Brompton pertama di Malang itu semula ”dihidupkan” oleh 12 cyclist pengguna Brompton yang kerap gowes bersama-sama. Aktivitasnya beragam. Yang pasti gowes bareng, touring, hingga charity ride.  ”Untuk membicarakan agenda apa kami lebih sering kumpul di basecamp. Di MMMM Coffee di Jalan Basuki Rahmat,” kata Ferry. 

BACA JUGA: Wakil Dubes Australia Steve Scott Pamit, Gelar Farewell Ride Bareng Cyclist di Jakarta


Tempat mangkal anggota komunitas BNS di MMMM Coffee yang didekorasi dengan nuansa gowes. Salah satunya dengan sepeda Brompton. --IG @mmmm.mlg

Tak hanya anggota yang kumpul. Tapi, kafe milik Ferry itu telah jadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas sepeda. Baik dari Malang maupun dari luar kota yang sedang melakukan perjalanan dengan sepeda ke berbagai arah seperti Batu. “Tiba-tiba saja banyak pengendara sepeda yang datang. Jadi, baguslah, para penggowes bisa bertemu satu sama lain,” kata Ferry.

Agar makin bernuansa gowes, Ferry mendekorasi kafenya dengan sepeda Brompton. Tak lupa berbagai merchandise tentang sepeda ia sediakan sebagai oleh-oleh. “Tidak hanya sepeda dan aksesorinya, dinding kafe ini saya jadikan semacam wall of fame yang penuh berbagai medali dan penghargaan yang diperoleh anggota BNS,” terangnya. 

Setiap Sabtu pagi, BNS secara teratur mengadakan acara gowes. Tak ada titik kumpul tetap karena akan ditentukan bersamaan dengan rute yang mereka tempuh. “Rutenya bisa jauh, dekat, berliku, atau datar. Bergantung pada suasana hati teman-teman dan topik pembicaraan di grup WhatsApp kami. Rutenya bervariasi, yang penting kami berkomunikasi, bersepeda, dan menikmati kuliner,” ungkap Ferry.

BACA JUGA:The One Millionth Brompton, Sepeda Brompton Edisi Satu Juta Kini Ada di Jakarta

Seperti gowes jarak jauh sejauh 70 kilometer yang pernah mereka lakukan ke Air Terjun Tumpak Sewu. Start dari Sarinah, Alun-alun Kota Malang, lalu mereka lewat jalur selatan. Melalui Kotalama, Gadang, Bululawang, Krebet, Turen, Dampit, setelah itu ikuti jalan hingga Lumajang. Menuju Air Terjun Tumpak Sewu di Kabupaten Lumajang. 

Destinasi ini dipilih karena keindahan air terjunnya yang mirip dengan Air Terjun Niagara di Amerika Serikat. Gowes seru itu diikuti oleh sekitar 15 anggota BNS. “Memang penuh perjuangan dalam perjalanan ke sana. Selain harus melawan panas, jalur selatan banyak truk mengangkut pasir dan tebu. Sehingga membuat jalanan berdebu ketika mereka lewat,” terang Ferry. 

Untuk regroup dan melepas lelah, mereka melakukan tiga kali stop di minimarket. Maklum, dalam satu grup ini tidak semuanya mempunyai kemampuan yang sama. Jangan anggap remeh rute 70 km ini. Selepas Dampit, pelan-pelan mulai nanjak dikombinasi rolling. Pokoknya seru!

BACA JUGA:Istri Wali Kota Kediri Ikut Event Gowes 1.200 km di Prancis, Paris-Brest-Paris 2023

Gradien tidak terlalu curam, tapi karena panas dan menggunakan Brompton jadi terasa lebih berat dibandingkan menggunakan road bike. “Waktu itu aku sempat emosi. Serasa ingin buang Brompton. Nanjak kok tidak ada selesainya. Tapi sudah lupa semua waktu melihat indahnya air terjun,” kata Aniela Gunawan, anggota BNS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: