Masuki Musim Kemarau, Potensi Hujan Masih Tinggi di Sejumlah Wilayah Hingga 9 Juni 2024

Masuki Musim Kemarau, Potensi Hujan Masih Tinggi di Sejumlah Wilayah Hingga 9 Juni 2024

Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers Waspada Kemarau, Indonesia Berpotensi Alamai Kekeringan Meteorologis. --tangkapan layar

HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan beberapa wilayah di Indonesia masih berpotensi diguyur hujan hingga 9 Juni 2024 mendatang, meski sebagian wilayah lainnya telah memasuki musim kemarau.

“Potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024,” ucap Deputi Bidang Meteorologi Guswanto pada Senin, 3 Juni 2024.

Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menyebutkan, potensi hujan yang disertai kilat, petir, dan angin kencang ini akan terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua pada periode 3 - 9 Juni 2024.

BACA JUGA:Musim Kemarau, BMKG: Wilayah Indonesia Masih Dibayangi Bencana Banjir

BACA JUGA:Cegah Kekeringan dan Karhutla, BMKG Terjunkan 4 Pesawat TNI untuk Modifikasi Cuaca

Guswanto menjelaskan, potensi hujan ini terjadi akibat dinamika atmosfer, yakni aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin aktifnya di pulau Jawa bagian barat.

Sehingga timbul potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah tersebut, termasuk wilayah Jabodetabek.

Pantauan BMKG menunjukkan adanya pola pertemuan dan perlambatan kecepatan angin, serta suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa.

BACA JUGA:19 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau, Sejumlah Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan

Selain itu, tingginya labilitas atmosfer serta adanya indikasi adveksi dingin dari selatan Jawa menyebabkan kelembapan yang tinggi di wilayah pulau Jawa.

Dengan adanya kondisi ini, potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem semakin tinggi.

“Dampak yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem dapat meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang,” ujar Andri.

BACA JUGA:Musim Kemarau 2024 Lebih Basah Dengan Curah Hujan Yang Cukup Tinggi

BMKG pun mengimbau masyarakat yang berada di daerah rawan bencana hidrometeorologi agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: