Naik Haji Bersama mabruro (27): Bersimpuh di Raudhah, Melepas Rindu kepada Rasulullah

Naik Haji Bersama mabruro (27): Bersimpuh di Raudhah, Melepas Rindu kepada Rasulullah

Kenikmatan jamaah haji khusus Mabruro saat mendirikan salat Dhuha di pelataran Masjid Nabawi, kemarin-Mabruro for Harian Disway-


Keakraban jamaah haji khusus Mabruro saat menikmati suasana Masjid Nabawi-Mabruro for Harian Disway-

Semerbak harum wewangian Masjid Nabawi begitu khas. Kemegahan arsitekturnya sangat mempesona. Apalagi sangat lekat dengan riwayat semasa hidup Rasulullah. Di titik itulah dulu menjadi rumah tempat tinggal beliau.

“Dari hotel sudah kami beri arahan. Sesuai tuntunan nabi untuk memanjatkan doa,” terang Misbach. Bagi jamaah lelaki bisa salat tahajud karena waktunya pas. Sedangkan yang perempuan salat tahiyatul masjid. 

Tentu, dengan perasaan yang berdebar, para jamaah terus berdoa memohon ampunan. Sekaligus memohon terkabulnya harapan-harapan. Baik untuk diri sendiri maupun orang-orang yang dicintai.

Setelah itu, jamaah tidak langsung kembali ke hotel. Mereka salat subuh berjamaah di Masjid Nabawi. Baru kembali ke hotel untuk sarapan dan membersihkan diri.

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (19): Ziarah, Belanja Parfum, dan Naik Kereta Gantung di Kota Thaif

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (18): Menginap di Zam-zam Tower, Bisa Lihat Kakbah dari Hotel

Begitu pukul 08.00 pagi, para jamaah bergegas kembali ke Masjid Nabawi. Lewat Pintu 238, terdekat dari hotel. Kali ini untuk mendirikan salat Dhuha berjamaah. Sekaligus menyimak siraman rohani.


Selepas kunjungan ke Raudhah, rombongan jamaah haji khusus Mabruro menikmati suasana pelataran Masjid Nabawi, kemarin-Mabruro for Harian Disway-

Tema pengajiannya menyangkut ciri-ciri orang bertakwa. Tentu yang ada kaitannya dengan haji. Pertama, gemar sedekah dalam keadaan apapun. Baik ketika senang maupun susah.

Kedua, mampu menahan amarah. Ketiga, mau memaafkan kesalahan orang lain dan terakhir. Keempat, suka berbuat baik. Kelima, segera memohon ampun saat melakukan kesalahan dan tidak mengulanginya lagi di kemudian hari.

Semua anjuran itu didasarkan pada Surah Al-Imran Ayat 133-135. Persis dengan orang yang sedang menunaikan haji. Harus sabar supaya mabrur. “Nggak boleh ngamukan. Misalnya, seperti orang bertawaf, berdesakan sampai ada yang terinjak, tapi harus sabar dan memaafkan,” jelas Misbach. (/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: