Upaya Memperbaiki Kualitas Perguruan Tinggi

Upaya Memperbaiki Kualitas Perguruan Tinggi

ILUSTRASI Universitas Airlangga mengadakan rapat pimpinan dalam upaya memperbaiki kualitas perguruan tinggi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dari hasil rapat pimpinan yang digelar, diketahui ada banyak hal yang membutuhkan perbaikan di tahun-tahun mendatang. Pertama, berkaitan dengan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang makin berkualitas di lingkungan Universitas Airlangga. Di pertengahan tahun 2024 ini, Universitas Airlangga kembali mengusulkan 31 calon guru besar dan 20 orang untuk jabatan lektor kepala. 

BACA JUGA: Menyikapi Kehadiran Perguruan Tinggi Asing

BACA JUGA: Kompetensi Soft Skill Lulusan Perguruan Tinggi

Pengusulan kenaikan jabatan itu penting difasilitasi. Sebab, kenaikan jabatan adalah hak setiap dosen. Kenaikan jabatan dosen diharapkan tidak hanya memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka, tetapi juga memperbaiki kualitas proses pembelajaran.

Kedua, berkaitan dengan kondisi employability. Bagi Universitas Airlangga, employer reputation adalah strongers point yang selama ini telah berhasil diraih Universitas Airlangga. Meski demikian, disadari bahwa ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Saat ini tantangan yang berkaitan dengan alumni impact masih relatif rendah jika dibandingkan dengan lima besar universitas lain di Indonesia. 

Itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Universitas Airlangga. Untuk memperbaiki alumni impact tersebut, perlu branding alumni di media internasional yang memenuhi kriteria list QS.

BACA JUGA: Simbiosis Mutualisme Dunia Industri dan Perguruan Tinggi

BACA JUGA: Mengembangkan Keseimbangan Baru di Perguruan Tinggi

Ketiga, berkaitan dengan upaya mendorong mahasiswa agar makin banyak yang mengambil program MBKM dengan jumlah SKS sebanyak 20 SKN. Seperti diketahui, Universitas Airlangga saat ini memiliki 18.546 mahasiswa. Meski demikian, yang mengikuti program MBKM baru 6.972 orang. Dengan dmeikian, masih banyak mahasiswa yang perlu didorong ikut program MBKM.

Keempat, untuk kelas kolaboratif, Universitas Airlangga sebetulnya telah memenuhi dan bahkan melewati gold standard 50, yakni capaian Unair sebesar 68,63 atau 137,26 persen. Namun, untuk akreditasi internasional, Universitas Airlangga masih harus melakukan perbaikan. 

Menurut informasi dari pusat, tiba-tiba akreditasi internasional PT seperti FIBAA, misalnya, ternyata tidak diakui sebagai capaian akreditasi internasional. Untuk itu, ke depan masih banyak hal yang harus dilakukan agar hasil akreditasi yang diperoleh benar-benar diakui dan tidak merugikan mahasiswa.

Kelima, berkaitan dengan upaya membangun jejaring internasional, ada banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah ke depan. Dari total mitra akademik yang dimiliki Universitas Aierlangga, hanya 47,3 persen mitra yang memiliki engagement plan

Untuk memperbaiki aspek itu, selain perlu dikembangkan international research network, yang tak kalah penting adalah bagaimana melakukan optimalisasi international agreement yang telah dibuat untuk meningkatkan reputasi akademik dan jumlah internasional co-author.

Di kalangan para penulis Universitas Airlangga, selama ini sitasi masih tergolong rendah. Artikel para penulis dari Universitas Airlangga yang tidak open access memang pada akhirnya tidak terlalu banyak disitasi. Artikel yang tidak open access biasanya lebih sering tidak dilihat dan apalagi disitasi. 

Ke depan, untuk meningkatkan sitasi, harus makin banyak artikel yang dimuat di jurnal internasional bereputasi Q1 dan top tiers. Caranya, sudah barang tentu harus dilakukan langkah-langkah terbaik untuk merangkul para penulis dari kampus di luar negeri yang memiliki reputasi bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: