Julian Nagelsmann tentang Handsball Marc Cucurella: Aturannya Harus Direvisi
JULIAN Nagelsmann tentang handsball Marc Cucurella: Aturannya harus direvisi.-Tobias Schwarz-AFP
Namun, ia berharap bahwa aturan itu lebih mudah diterapkan dan dimengerti oleh masyarakat luas.
JULIAN Nagelsmann tentang handsball Marc Cucurella: Aturannya harus direvisi. Foto: Bola hasil tendangan Jamal Musiala mengenai tangan Marc Cucurella.-Tobias Schwarz-AFP
"Bagiku, pertanyaannya adalah bagaimana menjadikannya lebih praktis, lebih logis, dalam kaitannya dengan bagaimana aturan [handsball] ini dinilai," papar Nagelsmann.
"Aku mengatakan ini untuk sepak bola [secara umum], bukan hanya hari ini. Coba lihat posisi tangannya. Apakah (membentuk sudut) seperti jam 3, apakah sedikit lebih tinggi, atau sedikit lebih rendah. Soalnya, ada orang yang ototnya lebih besar dari saya, gerakannya berbeda," papar pelatih berusia 36 tahun itu.
BACA JUGA:Rapor Pemain Jerman Ketika Ditahan Imbang Swiss 1-1: Tunjukkan Tanda-Tanda Kelelahan
"Aku enggak paham mengerti mengapa kita tidak memperhitungkan arah bolanya. Jika Musiala menendangnya ke arah pemain tengah Stuttgart, misalnya, dan mengenai tangannya, aku tidak akan protes. Tapi, ini mengarah ke gawang," paparnya.
"Dan bagiku, Anda harus melihat ke mana arahnya. Apakah akan mengarah ke atas, atau akan mengarah ke gawang? Dalam satu kasus, ini layak dijatuhi penalti. Dan dalam kasus lain, tidak. Kalau sampai ke tribun penonton, maka tidak ada penalti," ia mengulas.
"Aturannya harus lebih sederhana. Anda tidak bisa membicarakan niat. Anda harus melihat ke mana bola diarahkan. Kita sekarang sudah punya robot yang bisa membawakan kopi. Jadi harusnya ada teknologi AI (artificial intteligence) yang menghitung ke mana arah bola," tandas Nagelsmann kesal.
JULIAN Nagelsmann tentang handsball Marc Cucurella: Aturannya harus direvisi. Foto: Para pemain Jerman protes atas handsball Cucurella.-Kirill Kudryavtsev-AFP
BACA JUGA:SuperSub Super! Swiss vs Jerman 1-1, Niclas Fullkrug Selamatkan Muka Tuan Rumah
Nagelsmann menambahkan, pada babak kedua kami bereaksi, Jerman memang bermain jauh lebih baik. Mereka menciptakan banyak peluang bersih. Hingga akhirnya mendapatkan gol lewat Florian Wirtz.
Toni Kroos dkk meningkatkan intensitas serangan babak tambahan waktu. Di babak pertama, bahkan sepertinya hanya Jerman lah yang ingin menang.
"Kami berinvestasi begitu banyak. Upaya kami membentur tiang. Sundulan kami, peluang kami, meleset dua sentimeter, dan pada serangan terakhir, kami kebobolan," sesal Nagelsmann.
BACA JUGA:Preview Jerman vs Swiss: Waspada, Der Panzer Tak Pernah Menang dalam 3 Laga Terakhir
Ia sangat menyesalkan hasil tersebut. Karena sebenarnya Jerman di bawah asuhannya sangat solid. Kebersamaan mereka luar biasa. Selama enam minggu pelatnas, tidak ada satu situasi pun yang mengharuskan sang pelatih campur tangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: the guardian