Residensi Bromo Jazz Camp, Jazz Gunung Bromo, Jelang Tampil Makin Intens Latihan

Residensi Bromo Jazz Camp, Jazz Gunung Bromo, Jelang Tampil Makin Intens Latihan

Residensi Bromo Jazz Camp, Jazz Gunung Bromo, Jelang Tampil Makin Intens Latihan. Jelang tampil dalam acara Jazz Gunung Bromo, peserta residensi semakin intens berlatih.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Kevin menunjukkan bahwa deretan kord dalam teknik two feel dalam lagu Little Boy: 1-3-5-7. "Ray Brown lebih diatonis. Lebih melodic sense," ungkap basis 33 tahun itu. Ia menunjukkan permainan kord yang lebih variatif. Terutama saat memasuki teknik walking. 

"Jika dibuat flat atau pengulangan pattern yang sama, maka setiap bar kesannya akan sama terus," ujarnya. Boy pun mengikuti dan mengimprovisasi sendiri permainan bassnya. Berhasil. Seperti yang diharapkan oleh mentornya.

BACA JUGA:Mau Diskon Tiket Jazz Gunung? Pakai Kode Harian Disway, Begini Caranya

Salah seorang peserta adalah musisi muda. Usianya masih 14 tahun. Yakni Nada. Namun soal teknik vokal, ia sudah mumpuni. Ia telah mengikuti Legato Jazz Camp dan menjadi satu dari 43 peserta yang terpilih mengikuti residensi Bromo Jazz Camp. Ia merasa puas dengan berbagai kelas yang diberikan.

"Banyak hal baru yang bisa saya pelajari. Para mentor mengajarkan komunikasi di atas panggung, cara berimprovisasi, maupun teknik scat dalam vokal," ungkapnya. 

Anda sudah tahu. Scat atau scat singing adalah bentuk improvisasi vokal yang pertama kali dipopulerkan oleh Louis Armstrong pada tahun 1962. Scat singing merupakan teknik mengimitasi improvisasi instrument musik ke dalam vokal. 

BACA JUGA:Jazz Gunung, Event Edukatif dan Bangun Ekosistem Internasional, Jangan Lewatkan!


Residensi Bromo Jazz Camp, Jazz Gunung Bromo, Jelang Tampil Makin Intens Latihan. Suasana latihan jelang tampil dalam acara Kemisan Jazz, juga mereka akan tampil di Jazz Gunung Bromo.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Dengan kata lain, menggantikan suara melodi yang biasanya dimainkan dengan alat musik, menggunakan vokal. Salah satu contoh lagu Indonesia dengan teknik tersebut adalah Menghujam Jantungku yang dibawakan oleh Tompi.

Meski usianya paling muda, Nada telah mengakrabi lagu-lagu jazz. Bahkan sejak usia balita. Sebab, ia dibesarkan di lingkungan keluarga musisi jazz. "Penggemar jazz pasti tahu sosok kakek saya. Jeffrey Tahalele. Pemain bass jazz. Ya, saya cucunya Jeffrey," ungkap vokalis asal Jakarta itu.

Dalam residensi tersebut, tak ada mentor vokal. Kevin adalah pemain bass, Hansen pemain drum, dan Hanuraga pemain keyboard. Namun, bagi Nada, itu tak masalah. "Seorang player biasanya lebih peka. Kalau ada fals sedikit pasti ketahuan. Para mentor banyak memberi saran," ujarnya. 

BACA JUGA:Harga Tiket Jazz Gunung Bromo 2024 Mulai Rp 550 ribu: Festival yang Memberdayakan Komunitas Lokal!

Latihan hari ketiga itu semakin memperhatikan detail. Terutama soal improvisasi. Tak boleh meleset sedikit pun. Sebab, malam harinya mereka akan tampil dalam acara Kemisan Jazz di Malang. Esoknya, kedelapan peserta itu tampil dalam Jazz Gunung Bromo. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway