Presiden Israel Ungkap Emmanuel Macron Sebagai Sosok yang Izinkan Negerinya Ikut Olimpiade Paris 2024

Presiden Israel Ungkap Emmanuel Macron Sebagai Sosok yang Izinkan Negerinya Ikut Olimpiade Paris 2024

PRESIDEN Israel ungkap Emmanuel Macron sebagai sosok yang izinkan negerinya ikut Olimpiade Paris 2024. Foto: Isaac Herzog (kiri) dan Manuel Macron di depan istana kepresidenan Prancis, 26 Juli 2024. -Ludovic Marin-AFP

BACA JUGA:Lady Gaga Dikecam Setelah Tampil Flawless di Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024, Ini Sebabnya

"Dengan setiap lompatan dan setiap langkah, dengan setiap tendangan, setiap pukulan dan setiap serangan, kami berdiri dalam solidaritas dengan putra-putri kami di garis depan," tulisnya.


PRESIDEN Israel ungkap Emmanuel Macron sebagai sosok yang izinkan negerinya ikut Olimpiade Paris 2024. Foto: Kontingen Israel mengikuti defile di atas perahu menyusuri Sungai Seine, 27 Juli 2024. -Nir Elias-AFP

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan mereka yang terlantar dari rumah-rumah mereka di utara dan selatan negara ini," lanjutnya.

Sebagai penutup, Isaac Herzog kemudian memberi tahu pada publik bahwa Israel masih berada di proses penantian keputusan pelepasan sandera yang masih berada di Hamas.

BACA JUGA:Makna Filosofis di Balik Seragam Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024

Sebagaimana diberitakan, pada Rabu, 24 Juli 2024, sekitar 1000 polisi Prancis harus dikerahkan untuk menjaga keselamatan atlet Israel. Penjagaan tersebut dikecam oleh banyak pihak.

Banyak negara memang sudah mengajukan keberatan atas keikutsertaan Israel dalam Olimpiade Paris 2024. Sebab, negeri tersebut melakukan genosida terhadap warga Palestina. Hampir setahun tentara Israel menyerang Gaza.

Namun, orang nomor satu di balik ajang bergengsi ini, Presiden Komite Olahraga Internasional (IOC) Thomas Bach, malah mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa melarang Israel tampil.

BACA JUGA:Elegan! Kostum Defile Indonesia Terinspirasi Raden Saleh di Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024

Thomas Bach tetap mengizinkan Israel bermain di Olimpiade karena menilai bahwa ajang empat tahunan itu adalah pertandingan antaratlet, bukan antatranegara.

Padahal, di sisi lain, Rusia diboikot dari semua ajang yang diselenggarakan IOC setelah menyerang Ukraina. Hal itu berbanding terbalik dengan kasus genosida Israel terhadap Palestina. Bagaimana menurut Anda? (*)

*) Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, peserta Magang Regular di Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bbc