Kisah-Kisah di Balik Perjokian Kampus (1) : Jadi Pilihan saat Menyerah

Kisah-Kisah di Balik Perjokian Kampus (1) : Jadi Pilihan saat Menyerah

Selembar ijazah seorang sarjana. Saat ini praktik perjokian merambah ke banyak sektor di kampus.-Julian Romadhon/Harian Disway -

“Jadi berapa pun dia minta, asal wajar, saya terima,” tutur Intan.

Intan telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta rupiah. Itu untuk pengerjaan tugas akhir selama dua bulan.

“Saya dapat penjoki yang baik hati dan mau menerima revisi sampai benar-benar sreg dan selesai,” ungkapnya sambil memberikan emoji senyum lebar di aplikasi bertukar pesan dengan Harian Disway.

Sebagai representasi woman in tech, Intan menegaskan bahwa dirinya melakukan joki bukan karena malas. Tetapi karena memang ada bidang yang lebih dikuasai oleh laki-laki.

Maka, ada sebutan yang lebih sopan dari joki tugas akhir di jurusannya. Yakni, asisten TA.  Dari situlah dia merasa terbantu.

Pengalaman yang sama juga terjadi pada Nugi (nama samaran). Lelaki 22 tahun itu adalah mahasiswa tingkat akhir Pendidikan Bahasa Inggris di universitas swasta yang terletak di salah satu kabupaten di Jawa Tengah.

Nugi merupakan mahasiswa kelas karyawan yang telah bekerja. Kuliahnya Sabtu dan Minggu. Di beberapa momen, Nugi merasa ada pekan yang teramat berat dilalui saat bekerja sambil mengerjakan tugas kuliah. Ia mengaku pernah mencoba jasa joki sebanyak dua kali selama ia berkuliah.

BACA JUGA:WN Tiongkok Jadi Joki Tes Bahasa Inggris di Surabaya

BACA JUGA:Kim Seon Ho Bocorkan Tempat Wisata Favorit di Fan Meeting Jakarta, Bisa Pakai Joki!

Saat ini Nugi telah lulus dan menunggu jadwal wisuda dari kampusnya. Skripsinya ditulis mandiri tanpa joki. Tetapi, satu semester sebelum skripsi itu, ia pernah memakai jasa joki untuk pengerjaan jurnall.

“Saya keteteran dan merasa tidak akan tepat waktu dalam pengumpulan tugasnya,” kata Nugi.

Ia tidak mungkin meminta tolong teman-temannya yang juga memiliki kesibukan. Akhirnya, ia menemukan penjoki dari media sosial X.


Skripsi yang ditulis oleh seorang sarjana. Praktik perjokian juga kerap dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir.-Julian Romadhon/Harian Disway -

Penjoki yang bisa mengerjakan tugas dengan berbahasa Inggris, terlebih sesama mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, langsung dipilih oleh Nugi. Spesifikasi itu dirasa cocok. Klop untuk menjelaskan keinginan Nugi soal tugasnya.

Karena hanya tugas kecil, Nugi hanya cukup membayar sekitar Rp 20 ribu-25 ribu. Tugas itu pun kelar tak lebih dari dua jam. Sat-set, wat-wet, tugas beres… (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: