Israel Gelar Rapat Darurat Antisipasi Serangan Balasan Hizbullah
(Ilustrasi) Dari kiri: Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Kepala Staf IDF Herzi Halevi mengikuti serangan Israel di Yaman dari ruang operasi IAF di Markas Besar Kirya di Tel Aviv, 20 Juli 2024. Israel kembali melakukan-Ariel Hermoni-Kementerian Pertahanan
Masih dalam postingan yang sama, pria jebolan Universitas Haiva tersebut menekankan agar Hizbullah tidak mengambil langkah yang keliru seperti yang dilakukan pimpinan mereka pada Perang Israel-Lebanon beberapa tahun silam.
“Ingatlah penyesalan Hassan Nasrallah atas petualangan berbahaya dan tidak diperhitungkan yang dia mulai pada bulan Agustus 2006, jadi berhati-hatilah agar tidak memulai petualangan yang tidak dipikirkan pada bulan Agustus 2024,” imbuh Gallant.
“Mereka yang bermain dengan api harus mengharapkan kehancuran,” tutup politisi Israel tersebut.
Walikota Haifa, Yona Yahav juga mengatakan bahwa peralatan militer Hizbullah meningkat sejak 18 tahun yang lalu atau saat mereka berperang pada 2006 silam.
"Mereka memiliki misil yang sangat presisi, dan mereka diperkirakan akan menembakkan 4.000 rudal ke arah kami setiap hari," ujar Yahav.
"Itulah yang kami persiapkan (bagi warga-red). Bagaimanapun, kami meminta mereka untuk menyiapkan cukup makanan, cukup air, karena kami berharap mereka harus tinggal di sana (di tempat penampungan dan lokasi aman-) selama empat hingga enam hari (apabila Hizbullah menyerang),” imbuhnya.
BACA JUGA:Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas yang Habiskan 23 Tahun Hidup di Penjara Israel
Diketahui bahwa Israel tidak hanya melakukan persiapan untuk menghadapi serangan udara yang menyasar mereka, namun Israel juga siaga terhadap serangan melalui darat dan laut.
Selain itu, pada Rabu, 7 Agustus 2024 kembali melalui akun X-nya, Gallant berterima kasih pada Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius. Keduanya telah berdiskusi untuk membahas perkembangan keamanan di Israel.
Mereka juga membahas terkait serangan yang diluncurkan kepada Israel, yakni melalui Iran dan sekutunya.
Beberapa saat kemudian, ia juga memposting video ketika IDF tengah melakukan latihan bagi tentara reguler dan cadangan mereka yang digunakan untuk memperkuat pertahanan di front utara.
“Profesionalisme dan tekad kekuatan memungkinkan kita membuat keputusan penting - dan menyerang musuh kita di tempat yang paling sensitif,” tulisnya dalam postingan tersebut.(*)
Artikel ini ditulis oleh Vrisca Sheilla, mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, peserta Magang Regular di Harian Disway.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: the times of israel