The Gig Economy, Penyelamat Pengangguran

The Gig Economy, Penyelamat Pengangguran

Ilustrasi ojol-Rafi Adhi Pratama-

SAAT INI para elite sedang sibuk mempersiapkan calon untuk pilkada. Namun, sebagian masyarakat kita sedang menghadapi isu pengangguran akibat PHK atau faktor lain. Salah satu penyelamat pengangguran saat ini adalah the gig economy

Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan the gig economy sangat bervariasi. Bahkan, ada yang melampaui kondisi normal. Namun, suatu saat eksistensi the gig economy bisa mengalami kejenuhan apabila tidak ditunjang kegiatan ekonomi sektor riil.

Gig economy adalah model kerja yang mengutamakan fleksibilitas dan independensi yang menawarkan peluang kerja bagi seseorang untuk bekerja lepas, bekerja di proyek-proyek jangka pendek, dan dapat menentukan jam kerjanya sendiri. 

BACA JUGA: Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Diajak Raih Peluang Kreatif di Era Gig Economy

BACA JUGA: Refleksi Program Blue Economy di Hari Kemerdekaan

Karakteristik gig economy, antara lain, fleksibel dan bebas. Pertama, pekerja gig dapat mengendalikan lebih besar atas jadwal kerja, lokasi kerja, dan jenis pekerjaan. Misalnya, mereka dapat bekerja paruh waktu, penuh waktu, atau sesuai kebutuhannya.

Kedua, memiliki hubungan kerja jangka pendek, biasanya tidak permanen dengan kontrak kerja atau freelance. Untuk itu, pekerja gig bisa berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya atau dengan perusahaan yang berbeda.

Ketiga, menggunakan teknologi dengan platform online dan aplikasi mobile yang  dapat menghubungkan pekerja gig dengan klien yang menyediakan pekerjaan dan pembayaran.

BACA JUGA: Optimalisasi Penerimaan Negara dan Ekonomi Bawah Tanah (Underground Economy)

BACA JUGA: Pantai Mutiara Ditarget Masuk Blue Economy

Keempat, gig economy umumnya berkembang pesat di sektor jasa seperti transportasi online, pengiriman makanan, penulisan lepas, desain grafis, pengembangan web, dan lain-lain. Kelima, kemandirian dalam berwirausaha yang menuntut kemampuan serta bertanggung jawab atas pajak, asuransi, dan administrasi mereka sendiri.  

Tantangan pekerja gig adalah tidak mendapatkan tunjangan seperti asuransi kesehatan, cuti, dana pensiun yang biasanya disediakan perusahaan konvensional, dan ketidakpastian dalam memperoleh pendapatan. 

Beberapa contoh pekerjaan gig economy ialah Gojek, Grab, pengantar makanan atau Gofood, Shoppefood. Juga, pekerja lepas (freelancer) yang memberikan jasa penulisan, desain grafis, penerjemah, pemograman dan lain-lain. Guru online, pembuat konten, youtuber, instagrammer, atau tiktoker dan lain-lain. Itu hanya sebagian kecil dalam gig economy.

BACA JUGA: FGD Economy Outlook 2025 dengan Tema Catatan Kritis Terhadap Tingginya Target Ekonomi Prabowo-Gibran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: