Black Myth: Wukong, Debut Game Tiongkok, Banyak Dibela dari Penilaian Sinis
Poster Game yang Baru Dirilis Oleh Tiongkok, Black Myth Wukong--Browser Resmi Steam
Hal itu ditujukan sebagai bentuk protes terhadap apa yang ia sebut sebagai "sensor."
BACA JUGA:Sinopsis dan Daftar Pemain Borderlands, Film Adaptasi dari Video Game
Black Myth: Wukong, Debut Game Tiongkok Diejek Kurang Keberagaman. Salah Satu Tampilan Pertarungan Seru yang Disuguhkan Pada Game Black Myth : Wukong--Website Resmi Steam
"Saya belum pernah melihat sesuatu yang begitu memalukan. Ini jelas menunjukkan bahwa kita harus menyensor diri kita sendiri dan tidak boleh membahas subjek yang dianggap negatif seperti politik," ujar Reinier.
Meskipun Hero Games dan Game Science enggan memberikan komentar atas dokumen tersebut, namun, para gamer Tiongkok telah bersatu untuk membela game itu.
Beberapa orang menganggap kritik terhadap Black Myth: Wukong sebagai bukti adanya bias asing.
Banyak dari komentar negatif tersebut menyoroti kurangnya keberagaman dalam game tersebut.
Padahal game itu merupakan game Triple A pertama buatan Tiongkok.
BACA JUGA:Wajah Kebangkitan Industri Game, Tiongkok Gelar ChinaJoy di Shanghai
"Kaum feminis selalu mencoba mencapai tujuan anti-Tiongkok mereka dengan mencoreng budaya tradisional kami. Tetapi saya yakin mereka pasti akan gagal," tulis seorang pengguna di Weibo, platform media sosial mirip X.
Komentar itu diunggah pada hari Rabu, yang menunjukan aksi protes dan pembelaan pada game tersebut.
Beberapa ulasan media asing juga menjadi sasaran kritik. Ulasan dari Screen Rant, yang berbasis di Kanada, diejek karena memberi nilai rendah pada game tersebut. Alasan yang mereka berikan adalah "kurangnya inklusivitas dan keberagaman."
Seorang pengguna Weibo dengan sinis bertanya, "Bagaimana mungkin game ini kurang keberagaman jika ada begitu banyak monster?"
Itu hanyalah satu dari banyaknya komentar pada postingan Screen Rent yang memberikan skor hanya sebesar 3 dari 5.
BACA JUGA:Kemeriahan JCC Fun Walk, Banyak Games Seru Dihadirkan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: agence france-presse