Tradisi Isra Mikraj di 6 Daerah di Indonesia Ini Unik
Rejeban Peksi Buraq yang juga dikenal sebagai Yasa Peksi Burak yakni sebuah pawai budaya yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta. --Bing
HARIAN DISWAY - Kekayaan budaya Indonesia dan lanskap keagamaan yang kohesif mengundang sudut pandang unik dalam menggelar perayaan sakral Isra Mikraj yakni sebuah perjalanan malam yang ajaib dan kenaikan Nabi Muhammad.
Seperti yang Anda tahu, besok, 27 Januari 2025 adalah Isra Mikraj untuk memperingati perjalanan surgawi Nabi Muhammad dari Mekkah ke Yerusalem dan kenaikannya ke surga yang diidentifikasi sebagai hubungan mendalam antara manusia dan Ilahi.
Peristiwa sakral ini sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Peristiwa ini ditandai dengan perpaduan yang mempesona antara tradisi Islam dan adat istiadat setempat, termasuk doa, refleksi, dan persatuan komunal.
BACA JUGA: Memperingati Isra Mikraj, Menag: Mari Tegakkan Salat!
Sebagai negara dengan penduduk yang beragama Muslim yang sangat besar, orang merayakannya dengan aneka kegiatan. Setiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Berikut ini ada enam daerah di Indonesia yang perayaannya unik.
Ada parade budaya, ziarah ke makam tokoh agama, dan upacara dengan pendekatan unik yang memungkinkan semua orang yang menyaksikannya terhubung dengan warisan Islam di negara ini yang merangkul keberagaman.
Semuanya berhubungan dengan tradisi lokal setempat yang sangat khas. Baik refleksi spiritual maupun eksplorasi budaya terlihat jelas selama perayaan Isra Mikraj di Indonesia itu.
BACA JUGA: Isra Mikraj pada Zaman Modern, Melangkah dalam Cahaya Spiritual
Jika Anda pelancong yang ingin menyaksikannya, berpakaianlah dengan sopan, terutama saat mengunjungi masjid dan tempat-tempat keagamaan. Berikut ini beberapa tradisi yang dipraktikkan oleh masyarakat Indonesia untuk menghormati Isra Mikraj.
1. Aceh
Penghormatan dan pengabdian yang mendalam tercermin melalui warisan Islam yang kuat di kota yang dijuluki dengan Serambi Mekkah ini. Peringatan Isra Mikraj di kota ini ditandai dengan doa dan khotbah khusus di masjid.
Masjid Baiturrahman di Banda Aceh menjadi tempat masyarakat berkumpul untuk merenungkan perjalanan malam dan kenaikan Nabi Muhammad SAW. --iStockphoto
Terutama di Masjid Baiturrahman yang sangat ikonik di Banda Aceh yang dibangun pada 1879. Masjid itu tempat masyarakat berkumpul untuk merenungkan perjalanan malam dan kenaikan Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA: Isra Mikraj 2025, Refleksi Spiritualitas di Era AI
Ketika datang Isra Mikraj, ada tradisi di banyak keluarga Aceh yang mengunjungi makam orang yang dicintai, memanjatkan doa dan memohon berkah yang menggabungkan tradisi Islam dengan adat istiadat setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: