Debat Pamungkas Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Diprediksi Lebih Banyak Bertahan

Debat Pamungkas Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Diprediksi Lebih Banyak Bertahan

Debat Pamungkas Pilgub Jatim 2024 berlangsung nanti malam, 18 November 2024.-Boy Slamet/Harian Disway -

Nur Salam mengatakan, pemilihan para panelis dari kalangan akademisi tersebut itu mempertimbangkan keilmuan dan pengalaman mereka di bidang akademik.

BACA JUGA:Debat Kedua Pilgub Jatim: Risma dan Gus Hans Usung Birokrasi 'Resik' untuk Jawa Timur

“Keilmuan yang bersangkutan dan pengalaman yang jadi pijakan utamanya kami memilih yang bersangkutan,” katanya.

Para panelis juga dipilih karena bukan tokoh partisan, anggota parpol, maupun tim sukses dari para paslon.


Anies Baswedan didampingi sang istri saat menjamu Luluk Nur Hamidah di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.-Dokumen PKB-

Mereka juga diminta untuk membuat pakta integritas agar bersedia menjaga kerahasiaan dan tak akan membocorkan materi atau pertanyaan debat.

Debat pamungkas itu hanya menyediakan kuota 100 orang relawan dari masing-masing paslon. Mereka semua akan dipersilakan masuk ke ruang debat.

BACA JUGA:Debat Kedua Pilgub Jatim, Khofifah Pamerkan Capaian Investasi di Jatim

“Kami tidak menyediakan ruang untuk pendukung di luar ruangan. Itu kami lakukan untuk keamanan semua juga,” tegasnya.

KPU Jatim kali ini juga membebaskan tema pakaian para paslon. Tak seperti dalam debat pertama lalu yang mewajibkan kandidat mengenakan pakaian adat Jawa Timur-an.

Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Malang Verdy Firmantoro mengatakan, debat terakhir ini tidak akan jauh beda dengan dua debat sebelumnya. Paslon nomor urut satu dan nomor urut tiga akan lebih menyerang.

Sementara petahana akan lebih banyak bertahan dengan memaparkan capaian di periode pertamanya.

BACA JUGA:Debat Pilgub Jatim Memanas, Luluk Soroti Isu Kemiskinan hingga Kekurangan Jamban

“Tidak akan ada kejutan baru. Setiap paslon punya gaya komunikasi publik yang berbeda-beda. Pasangan satu dan tiga lebih banyak ofensif.

Mereka ingin memberikan kritik kepada yang sudah ada. Serta memberikan tawaran alternatif. Polanya akan tetap sama dengan sebelumnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: