Perang Baru di Arab: Pemberontak Kuasai Sebagian Besar Kota Aleppo Suriah

Perang Baru di Arab: Pemberontak Kuasai Sebagian Besar Kota Aleppo Suriah

Kelompok anti pemerintah menembakkan senjata ke udara di Aleppo pada 30 November 2024--Bakr ALKASEM / AFP

HARIAN DISWAY - Militer Suriah melaporkan bahwa puluhan tentaranya tewas dalam serangan pemberontak di wilayah pesisir Suriah pada Sabtu, 30 November 2024 waktu setempat.

Serangan ini menjadi babak baru dalam konflik yang terus berlangsung di negara tersebut.

Pemberontak anti pemerintah, yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), berhasil memasuki sebagian besar Kota Aleppo.

Keberhasilan ini memaksa pasukan pemerintah untuk kembali dikerahkan ke wilayah tersebut guna mempertahankan kota kedua terbesar di Suriah itu.

Ini adalah kali pertama pemberontak berhasil menjejakkan kaki di Aleppo sejak pemerintah mengambil alih kendali penuh atas kota tersebut pada tahun 2016, setelah pertempuran panjang dalam Perang Saudara Suriah.

Keberhasilan pemberontak ini menjadi tantangan besar bagi Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya, Rusia serta Iran, dalam empat tahun terakhir. 

BACA JUGA:Output Industri Tiongkok Naik Jadi Tanda Positif untuk Ekonomi

BACA JUGA:Australia Bersikukuh Batasi Remaja Mengakses Media Sosial

Pemberontak diketahui bergerak maju dari wilayah Idlib, salah satu wilayah terakhir yang masih dikuasai oposisi Suriah.

Pemberontak kemudian melancarkan serangan kilat terhadap pasukan Suriah yang didukung Iran dan Rusia sejak Rabu, bersamaan dengan dimulainya gencatan senjata di Lebanon antara Israel dan Hizbullah setelah dua bulan konflik.  

"Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutu... menguasai sebagian besar kota dan pusat-pusat pemerintahan serta penjara," terang Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris pada Sabtu, 30 November 2024 dikutip dari AFP.

HTS, aliansi militan yang dipimpin oleh bekas cabang Al-Qaeda di Suriah, menguasai sebagian besar wilayah Idlib di barat laut Suriah, serta sebagian provinsi Aleppo, Hama, dan Latakia.

BACA JUGA:Australia Sahkan Undang-Undang Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial

BACA JUGA:Gencatan Senjata, Hizbullah Tertekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: