Make America Great Again, Kemenangan Donald Trump dan Bangkitnya Maskulinitas Hegemonik

Make America Great Again, Kemenangan Donald Trump dan Bangkitnya Maskulinitas Hegemonik

ILUSTRASI Make America Great Again, Kemenangan Donald Trump dan Bangkitnya Maskulinitas Hegemonik.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Terkait dengan kerja sama unilateral, misalnya, Trump secara terang-terangan menyatakan sifat oposisinya terhadap Uni Eropa dan NATO. 

BACA JUGA:Belajar dari Dua Kali Penembakan Trump

Menurutnya, kerja sama tersebut hanya mengambil keuntungan dari AS dan sudah waktunya hal tersebut segera dihentikan demi kepentingan internal AS (reuters.com). 

Itu sejalan dengan rencananya untuk segera menghentikan perang Rusia melawan Ukraina yang selama ini didukung kuat oleh NATO dan sekutu AS lainnya. 

Sementara itu, terkait posisi Israel terhadap Palestina, Trump secara eksplisit menyatakan dukungan kuatnya terhadap Israel untuk menghancurkan kekuatan Hamas di Palestina. 

BACA JUGA:Donald Trump dan Fufufafa

Presiden terpilih AS itu menyatakan harapannya kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyelesaikan tugas penghancuran tersebut secara cepat (reuters.com). 

Keinginannya untuk mendeportasi imigran tanpa dokumen resmi yang datang ke AS menambah reputasinya sebagai presiden dengan pandangan ke dalam (inward-looking) yang sangat kuat. 

Pandangan itu sebetulnya memang menyelamatkan kepentingan nasional AS. Namun, dalam situasi dunia yang makin terhubung ini dan ketika kerja sama antarnegara sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah global yang kian kompleks, pendekatan tersebut menjadi kurang relevan.

BACA JUGA:Dua Wanita Gagal Taklukkan Donald Trump

Sikap dan pandangan Trump terhadap perempuan serta pihak-pihak yang dianggapnya berseberangan secara politik tersebut menunjukkan pendekatan yang dominan dan keinginan untuk mengalahkan lawan secara absolut. 

Alih-alih mengajak pihak lain untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama, orang nomor satu di AS itu justru ingin menunjukkan kekuatan dan dominasi AS sebagai negara adidaya di dunia.

Itu adalah pendekatan zero-sum game, pendekatan kalah menang dalam sebuah pertarungan. Dalam pendekatan tersebut, harus ada pihak yang menang dan kalah. Itu sangat sejalan dengan prinsip kapitalisme yang hanya berpihak pada yang kuat dan meminggirkan pihak yang lemah. 

BACA JUGA:Reality Show ala Trump (Jokowi dan Prabowo)

Kemenangan yang diperoleh dengan cara itu adalah kemenangan yang dilakukan dengan cara eksploitatif sehingga yang kuat akan makin kuat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: