Lawatan Tim FISIP Universitas Airlangga ke Jepang (6-Habis): Kyoto University
RAHMA Sugihartati (tengah) dan Bagong Suyanto di Kyoto University.-Bagong Suyanto untuk HARIAN DISWAY-
Di salah satu ruangan, Center for Southeast Asian Studies memiliki koleksi khusus buku-buku data statistik. Bukan hanya buku data statistik Indonesia, melainkan juga data statistik dari berbagai kota/kabupaten di Indonesia.
Koleksi data statistik itu, menurut Minami, biasanya yang dicari para peneliti yang mengkaji tentang Indonesia. Demikian juga jurnal-jurnal yang berisi kajian soal Indonesia, koleksi itu diakses banyak peneliti yang tertarik mengkaji isu-isu sosial politik dan ekonomi serta kebudayaan di Indonesia.
Perpustakaan Center for Southeast Asian Studies terletak di sebuah bangunan kuno. Gedung warisan dari Dinasti Meiji dan sudah berusia lebih dati 130 tahun.
KERJA SAMA
Acara selama berkunjung ke Kyoto University, yang utama, adalah menjajaki kerja sama dengan Center for Southeast Asian Studies.
Dalam pertemuan dengan pusat studi yang terkenal di Kyoto University itu, kami ditemui Fumiharu Mieno, direktur Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University, dan Prof Okamoto Masaaki, peneliti dari Center for Southeast Asian Studies yang ahli tentang Indonesia. Okamoto fasih berbahasa Indonesia.
BACA JUGA:Lawatan Tim FISIP Universitas Airlangga ke Jepang (5): Merintis Kerja Sama di Suhu Minus Lima
Selama ini Center for Southeast Asian Studies telah banyak melahirkan kajian dan menerbitkan jurnal yang membahas berbagai isu seputar Indonesia. Fumiharu sebagai direktur menyambut baik tawaran kerja sama dari FISIP Universitas Airlangga.
Kami sepakat untuk melaksanakan kerja sama dalam berbagi hasil penelitian, seminar bersama, dan saling mengundang untuk kuliah tamu. Kami juga sepakat kerja sama itu diformalisasi melalui penandatanganan MoA antara FISIP Universitas Airlangga dan Center for Southeast Asian Studies.
Fumiharu dan Okamoto menjanjikan pada 2025, tepatnya sekitar Februari, akan datang ke Surabaya. Mereka antusias datang ke Surabaya karena kami memiliki hasil studi yang lumayan banyak tentang Indonesia.
Okamoto sambil bercanda menyatakan bahwa ia rindu makan bebek goreng, khususnya bebek dari Bangkalan dan bebek di dekat Stasiun Pasar Turi. Kata Okamoto, bebek dekat Stasiun Pasar Turi benar-benar lezat, dan ia berencana mencari ke sana untuk memuaskan keinginannya.
Center for Southeast Asian Studies di Kyoto University termasuk pusat studi yang besar. Pusat studi itu menaungi kajian yang multidisiplin.
Bukan hanya kajian-kajian di bidang social politik, Center for Southeast Asian Studies juga melakukan banyak kajian tentang isu-isu perkembangan informasi, kesehatan, dan ilmu alam. Lembaga itu didirikan pada 1965 dan sudah puluhan tahun melakukan berbagai kajian tentang Indonesia.
Kami berharap agar kerja sama dengan Center for Southeast Asian Studies tahun depan benar-benar dapat terwujud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: