5 Pekerjaan yang Bakal Hilang di Era Society 5.0

5 Pekerjaan yang Bakal Hilang di Era Society 5.0

Ini dia lima sektor pekerjaan yang akan hilang karena automasi Society 5.0. --freepik

Pabrik-pabrik modern mengadopsi robotika dan otomatisasi untuk meningkatkan kecepatan dan kualitas produksi. Robot tidak hanya lebih cepat, tetapi juga dapat bekerja tanpa istirahat, sehingga mengurangi biaya tenaga kerja manusia.

Otomatisasi manufaktur memberikan efisiensi tinggi, tetapi juga menggantikan pekerjaan buruh yang dulunya memegang peran penting dalam ekonomi global.

Solusi untuk pekerja yang terdampak adalah pelatihan ulang dalam bidang pengawasan robot, pemrograman, atau perawatan mesin. Selain itu, adopsi teknologi ini sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk meminimalkan dampak sosial.

BACA JUGA:Krisis Reputasi HYBE, Dokumen Bocor Picu Kontroversi Besar Industri K-Pop

  • 4. Petugas Perbankan


Sama dengan kasir, perbankan juga akan terkena dampak automasi. --freepik

Digitalisasi di sektor perbankan memungkinkan nasabah untuk melakukan hampir semua transaksi secara daring, mulai dari pembukaan rekening hingga pengajuan kredit. Teknologi AI bahkan mampu memberikan saran investasi melalui platform otomatis seperti robo-advisors.

Hilangnya posisi petugas bank mencerminkan pergeseran preferensi konsumen ke layanan digital. Namun, interaksi manusia tetap dibutuhkan untuk menangani kasus yang lebih kompleks. Untuk itu, perbankan perlu menyesuaikan model bisnisnya dengan menambah peran konsultan keuangan atau spesialis layanan digital.

BACA JUGA:Pralaya Sritex, Alarm Bahaya Industri Manufaktur Indonesia?

  • 5. Petugas Pos


Petugas pos juga akan hilang karena automasi robot di era Society 5.0. --istockphoto

Penggunaan e-mail, layanan pesan instan, dan platform komunikasi berbasis internet telah mengurangi kebutuhan akan pengiriman surat fisik. Selain itu, perusahaan logistik modern seperti JNE atau FedEx menggunakan teknologi canggih untuk efisiensi distribusi.

Peran petugas pos mengalami penurunan drastis, terutama di negara-negara maju. Namun, logistik berbasis e-commerce tetap memerlukan tenaga manusia untuk pengiriman barang.

Transformasi ini membuka peluang baru di sektor pengelolaan logistik berbasis teknologi, yang membutuhkan keterampilan digital dan penguasaan perangkat lunak manajemen distribusi.

BACA JUGA:Pentas Wicara ARTSUBS bersama Eko Nugroho, Seniman di Balik DGTMB yang Ubah Seni Lokal ke Industri Global

Kehilangan pekerjaan di era Society 5.0 bukanlah akhir dari peluang kerja, melainkan tanda bahwa masyarakat perlu beradaptasi. Peningkatan keterampilan (upskilling) dan pembelajaran teknologi menjadi kunci agar pekerja tetap relevan di dunia kerja yang terus berkembang.

Sektor-sektor baru seperti data science, pengembangan AI, dan manajemen teknologi akan membuka peluang karir baru, meski membutuhkan proses adaptasi yang signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: