OpenAI Tolak Tawaran Akuisisi Elon Musk Senilai USD 97,4 Miliar

ChatGPT tolak tawaran Elon Musk untuk membeli sahamnya. --AFP
HARIAN DISWAY – OpenAI menolak tawaran akuisisi sebesar $97,4 miliar dari Elon Musk. Keputusan ini diambil secara bulat oleh dewan direksi OpenAI, menegaskan bahwa perusahaan kecerdasan buatan (AI) tersebut tidak untuk dijual.
"OpenAI tidak untuk dijual, dan dewan telah dengan suara bulat menolak upaya terbaru Mr. Musk untuk mengganggu kompetisi," ujar Ketua Dewan OpenAI, Bret Taylor, dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan di platform X (sebelumnya Twitter).
Keputusan ini semakin mempertegas perbedaan pandangan antara OpenAI dan Musk, yang sejak lama mengkritik arah perusahaan setelah beralih dari model nirlaba ke struktur hybrid yang mencakup anak perusahaan berorientasi profit.
Elon Musk, yang merupakan salah satu pendiri OpenAI pada 2015, mengajukan tawaran ini dengan syarat OpenAI kembali ke model nirlaba. Ia beralasan bahwa perubahan struktur menjadi perusahaan profit bertentangan dengan misi awal OpenAI untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan umum (AGI) bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
BACA JUGA: 5 Alasan Utama Gen Z Mengandalkan ChatGPT untuk Curhat
BACA JUGA: OpenAI Luncurkan DeepResearch, Lengkapi ChatGPT untuk Melawan DeepSeek
Elon Musk ditolak oleh OpenAI untuk membeli saham mereka. -tangkapan layar X@TheBriefWire-
Namun, dewan direksi OpenAI menilai bahwa tawaran ini lebih sebagai upaya Musk untuk mengganggu perusahaan, bukan niat baik untuk mendukung perkembangannya.
"Setiap reorganisasi potensial dari OpenAI akan memperkuat misi nirlaba kami untuk memastikan AGI memberikan manfaat bagi semua umat manusia," lanjut Taylor dalam pernyataannya.
Pada 2018, Musk meninggalkan OpenAI setelah munculnya perbedaan pandangan strategis. OpenAI saat itu menyebut kepergian Musk berkaitan dengan "potensi konflik di masa depan, karena Tesla semakin berfokus pada AI."
Sejak saat itu, Musk sering mengkritik OpenAI, terutama setelah perusahaan ini menjalin kemitraan dengan Microsoft dan mulai mengejar model bisnis yang lebih menguntungkan.
BACA JUGA: DeepSeek vs ChatGPT: Mengendus Peluang Ekonomi
BACA JUGA: DeepSeek vs ChatGPT, Adu Kelebihan dan Kekurangan
ChatGPT sebagai teman virtual, memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan Gen Z di tengah tekanan sosial dan tuntutan zaman. --Pinterest
Musk kemudian mendirikan perusahaan AI-nya sendiri, xAI, pada 2023, dengan ambisi menyaingi OpenAI dalam pengembangan kecerdasan buatan yang lebih transparan dan terbuka.
Chris Lehane, Chief Global Affairs OpenAI, menyebut tawaran akuisisi dari Musk sebagai tindakan dari seorang pesaing yang tidak mampu mengejar ketertinggalan teknologi.
"Tawaran ini berasal dari pesaing yang kesulitan untuk mengejar teknologi kami dan bersaing dengan kami di pasar," kata Lehane.
OpenAI awalnya didirikan sebagai organisasi nirlaba dengan visi mengembangkan AGI yang bermanfaat bagi semua orang. Namun, meningkatnya biaya penelitian dan pengembangan AI membuat perusahaan ini beralih ke struktur hybrid—menggabungkan elemen nirlaba dengan entitas profit yang dapat menarik investasi.
BACA JUGA: Deepseek, Asisten AI Buatan Tiongkok yang Ancam ChatGPT
Saat ini, OpenAI tengah dalam tahap transisi ke struktur perusahaan profit penuh, yang memerlukan persetujuan dari otoritas California dan Delaware. Proses ini juga menimbulkan perdebatan tentang bagaimana valuasi bagian nirlaba OpenAI saat menjadi pemegang saham di perusahaan baru.
Menurut laporan The Information, Musk menilai OpenAI sebesar USD 97,4 miliar—sekitar USD 30 miliar lebih tinggi dari angka yang saat ini sedang dinegosiasikan oleh para investor. Tawaran ini dianggap sebagai langkah untuk mengganggu upaya penggalangan dana OpenAI.
Keputusan dewan direksi OpenAI untuk menolak tawaran Musk menegaskan kembali komitmen mereka terhadap visi jangka panjang perusahaan. Sementara itu, Musk masih memiliki ambisi besar di industri AI melalui xAI, yang baru-baru ini meluncurkan chatbot Grok untuk bersaing dengan ChatGPT.
BACA JUGA: ChatGPT Mengalami Gangguan, Ini Penjelasan OpenAI
Meski demikian, OpenAI tetap fokus pada pengembangan teknologi AI generatif, dengan dukungan dari mitra besar seperti Microsoft. Dengan pertarungan ini, industri AI semakin memanas, dan persaingan antara OpenAI serta xAI bisa menjadi salah satu rivalitas teknologi terbesar di dekade ini. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: