Vaksin Kanker Rusia dengan Teknologi mRNA dan AI, Siap Diluncurkan Tahun 2025

Vaksin Kanker Rusia dengan Teknologi mRNA dan AI, Siap Diluncurkan Tahun 2025

Kementerian Kesehatan mendorong trasformasi kesehatan, salah satunya melalui pengembangan Advanced Therapy Medicinal Products (ATMPs), di mana terapi Stem Cell hingga vaksin lokal mulai banyak diproduks.-Freepik-

Teknologi mRNA yang digunakan dalam vaksin itu bekerja efektif. Yakni dengan cara meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menyerang sel kanker.

Dengan memberikan informasi genetik tertentu, vaksin itu mendorong tubuh memproduksi protein yang dapat memicu respons imun yang kuat terhadap sel kanker.

Pendekatan itu sebelumnya telah digunakan dalam pengembangan vaksin COVID-19 dan berhasil. Kini, diterapkan untuk menghadapi tantangan yang lebih kompleks, yaitu kanker.

BACA JUGA:Adang Hizbullah, Israel Hancurkan Masjid Berusia 100 Tahun di Lebanon

BACA JUGA:Taktik Brutal Rusia: Eksekusi Tawanan Perang Ukraina Diungkap Lewat Rekaman Drone

Dilansir dari indiantimes, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, "Kita sudah sangat dekat dengan terciptanya vaksin kanker dan obat imunomodulatori," ujarnya dalam siaran televisi.

Namun, beberapa tantangan masih harus diatasi sebelum vaksin itu tersedia untuk umum. Salah satunya adalah memastikan keamanan dan efektivitasnya. Pembuktian dilakukan melalui serangkaian uji klinis yang lebih luas dan mendalam.

Selain itu, ada pula tantangan logistik dalam memastikan vaksin itu dapat diproduksi dan didistribusikan secara massal. Terutama jika permintaan global melonjak.

Dengan meluncurkan vaksin itu pada tahun 2025, Rusia berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam perang melawan kanker. Apalagi penyakit itu merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.

BACA JUGA:Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara

BACA JUGA:92 Warga AS Dilarang Masuk Rusia, Termasuk Jurnalis

Jika semua berjalan sesuai rencana, inovasi itu berpotensi mengubah cara kita memandang dan menangani penyakit kanker pada masa depan.

 

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indiantimes