Pembangunan PLTN di Indonesia, Siapkah?
ILUSTRASI Pembangunan PLTN di Indonesia, Siapkah?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
DALAM Rakor Investasi 2024, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa PT PLN telah menandatangi studi kelayakan dengan AS dan Jepang untuk membangun reaktor nuklir di Indonesia. Bila kajian berjalan mulus, PLTN siap dibangun. Diharapkan, pada 2032 Indonesia memiliki PLTN untuk kali pertama! Pertanyaanya, sudah siapkah?
Wacana pembangunan PLTN di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soekarno, yang menilai tenaga atom penting untuk kesejahteraan. Soekarno membentuk Lembaga Tenaga Atom pada 1958, yang menjadi BATAN pada 1965, untuk mendalami teknologi nuklir.
Tiga reaktor riset dibangun sebagai komitmen: Reaktor Triga Mark 2 di Bandung (1965), Reaktor Kartini di Yogyakarta (1979), dan Reaktor Siwabessy di Serpong (1987).
BACA JUGA:Paradoks Pencegahan Nuklir di Semenanjung Korea
Realisasi PLTN dilanjutkan pada era Presiden Soeharto (1960–1990-an) dengan memilih Pegunungan Muria di Kudus, Jawa Tengah, sebagai lokasi potensial. Sayang, rencana itu menghadapi banyak resistansi dari masyarakat lokal, LSM, dan organisasi lingkungan.
Mereka khawatir akan risiko kebocoran radiasi. Terlebih, setelah mendengar kabar kecelakaan di PLTN di Three Mile Island (AS, 1979) dan Chernobyl (Uni Soviet, 1986). Proyek itu pun akhirnya ditunda dan makin tenggelam setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada 1998.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencoba menghidupkan kembali obsesi memiliki PLTN pada 2004–2009. Lokasi baru yang dipilih adalah Bangka Belitung. Namun, masyarakat setempat lagi-lagi menolak.
BACA JUGA:Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Berapa Batas Standar Tingkat Radioaktif Yang Aman Menurut WHO?
BACA JUGA:Tak Mau Bergantung AS, Warga Korsel Berharap Negaranya Punya Senjata Nuklir Sendiri
Situasi makin sulit ketika terjadi kecelakaan PLTN Fukushima di Jepang pada 2011 yang membuat opini publik dunia condong menentang energi nuklir. Rencana itu pun kembali redup.
Kini, dengan makin mendesaknya kebutuhan energi dan berkurangnya sentimen negatif terhadap energi nuklir, rencana pembangunan PLTN dihidupkan kembali di era Presiden Prabowo. Pulau Gelasa di Bangka Belitung dan Kalimantan Barat dipertimbangkan sebagai calon kuat lokasi PLTN baru.
Bahkan, kabarnya pemerintah di Kalimantan Barat memberikan lampu hijau karena mereka enggan kalau harus membeli listrik dari Malaysia untuk menambal kekurangan listrik (Djarot, 2024).
BACA JUGA:Fasilitas Nuklir RS BDH Masih Angan-Angan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: