Mewujudkan Generasi Emas 2045
ILUSTRASI Mewujudkan Generasi Emas 2045.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045 dengan Entrepreneurial Leadership
BACA JUGA:Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi
Solusi reaktif hanya akan memberikan perbaikan jangka pendek. Sebaliknya, masalah sosial seperti ketidakadilan dan ketimpangan sering kali terintegrasi dengan sistem sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, hal tersebut memerlukan proses yang lebih mendasar dan memakan waktu lebih lama.
BELAJAR DARI MASA LALU
Pada dasarnya, kepemimpinan suatu negara merupakan cermin dari kondisi masyarakatnya. Maka, apabila masyarakat Indonesia menginginkan kepemimpinan yang baik, tugas kita tidak hanya mengkritik, tetapi juga berbenah.
Seperti yang Gramsci kemukakan di atas, masyarakat harus sadar atau bangkit secara pemikiran terlebih dahulu. Kebangkitan pemikiran itulah yang menjadi pintu awal bangkitnya sebuah peradaban.
BACA JUGA:Tantangan Inklusi Keuangan Digital: Menuju Indonesia Emas 2045
BACA JUGA:Sisi Kelam Indonesia Emas 2045
Peradaban manusia telah berulang-ulang mengalami kebangkitan dan keruntuhan. Mengutip dari sejarawan Turki, Ahmed Yakoob, ”Remember the past, and imagine our future”. Artinya, melalui sejarah, manusia dapat belajar untuk membangun masa depan.
Dua hal utama yang sering menjadi sebab kebangkitan dan keruntuhan peradaban adalah kebangkitan pemikiran masyarakat dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemimpin.
Kisah peradaban terdahulu menjadi bukti nyata. Banyak peradaban yang bermula dari kondisi nol, kemudian bangkit hingga tak tertandingi. Contoh yang menonjol adalah peradaban Islam dan Barat.
BACA JUGA:Komiten Wujudkan Indonesia Emas 2045, Gibran Bagi-Bagi Susu dan Buku di Pasar Jayapura
BACA JUGA:IPM Jatim 2023 di Atas Rata-Rata Nasional, Naik 3,15 Persen, Jatim Siap Wujudkan Indonesia Emas 2045
Meski keduanya memiliki perbedaan mendasar, ada satu benang merah yang menjadi pemicu kebangkitan dua peradaban besar itu: kebangkitan pemikiran masyarakatnya.
Ketika masyarakat mulai berpikir lebih kritis dan maju, kebangkitan bangsa pun menjadi keniscayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: