Magis di Balik The Mogus
ILUSTRASI magis di balik The Mogus karya Mang Moel.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Rajutan, yang sering dianggap sebagai kegiatan feminin atau kerajinan rumah tangga, di tangan Mang Moel berubah menjadi medium ekspresi artistik yang kuat dan monumental.
Melalui teknik seni modular, ia mampu menciptakan visual yang megah sekaligus menyimbolkan sentuhan manusia yang detail dalam setiap rajutannya.
Proses rajutan yang membutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan keahlian itu juga dapat dipandang sebagai metafora bagi hubungan manusia dengan alam –proses yang penuh perhatian dan kasih sayang dalam durasi waktu yang panjang.
Elemen magis dalam The Mogus menjadi pusat daya tarik utama karya itu. Dalam seni, istilah magis merujuk pada kemampuan suatu karya untuk membawa audiens ke dalam dimensi yang lebih dalam, melampaui realitas sehari-hari, dan merangsang perasaan serta refleksi diri.
The Mogus menghadirkan pengalaman tersebut dengan cara yang unik. Bentuk gurita yang besar dan penuh warna memberikan kesan fantasi yang menggugah imajinasi, seolah-olah karakter itu memiliki kehidupan dan energi yang menyelimuti ruang pameran.
Selain objek visual, The Mogus merupkan sebuah entitas yang mengundang perasaan dan keinginan untuk mengenal lebih jauh, berbicara, dan berinteraksi dengan audiens melalui bahasa seni yang transformatif.
Sebagai karya seni rajutan, The Mogus menyampaikan pesan bahwa seni adalah ruang untuk penciptaan yang tidak terbatas: bentuk dan medium dapat berkembang menjadi lebih dari sekadar representasi fisik –menjadi saluran bagi pengalaman batiniah yang dalam dan personal.
Ada nuansa ketakutan yang terselubung dalam bentuk gurita besar, tetapi pada saat yang sama, rasa keingintahuan yang dalam muncul. Karya itu membawa penonton dalam perjalanan untuk menghadapi ketidakpastian dan keajaiban meski sosok The Mogus tampak menyeramkan.
Ia juga memancarkan aura keindahan dan kompleksitas. Itulah magis yang ada dalam karya ini: kemampuan untuk membuat audiens berpikir dua kali tentang bagaimana mereka menilai sesuatu yang tampaknya asing, sambil mendorong mereka untuk menjelajahi dunia yang tidak hanya nyata, tetapi juga penuh makna tersembunyi.
Dalam seni kontemporer saat ini, karya seperti The Mogus berperan penting dalam menggali dan membuka batasan baru dalam dunia seni. Mang Moel melalui karyanya mengajak audiens untuk melihat seni sebagai alat untuk mengungkapkan kedalaman perasaan serta hubungan manusia dengan alam.
The Mogus adalah contoh bagaimana seorang seniman dapat mengubah sebuah konsep sederhana menjadi sesuatu yang magis bermakna.
Dengan memanfaatkan alter ego dan antropomorfisme, Mang Moel tidak hanya menciptakan sebuah karya seni yang indah secara visual, tetapi juga mengajak kita untuk merenung tentang peran kita dalam dunia yang lebih luas, dan bagaimana kita, seperti The Mogus, harus beradaptasi dan saling berhubungan dengan alam dan sesama manusia.
The Mogus adalah sebuah panggilan untuk berpikir, merasa, dan beraksi. Karya itu menawarkan pengalaman magis dan interpretasi makna yang liar, menjadikannya contoh nyata dari kekuatan seni dalam menjembatani dunia imajinasi dengan dunia nyata, sekaligus menghadirkan ruang bagi audiens untuk menemukan pemahaman baru tentang hubungan antara manusia dan alam. (*)
*) Aniendya Christianna adalah dosen desain komunikasi visual, Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif, Petra Christian University.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: